Kamis, 27 Oktober 2011

Kisah Paku di Dinding

Ada seorang pemuda yang sangat pemarah. Dia tidak dapat menahan amarahnya walaupun hanya satu masalah kecil saja.

Pada suatu hari, ayahnya menghadiahkannya sekarung paku.

"Untuk apakah paku-paku ini ayah?" tanya pemuda tersebut.

"Setiap kali kamu marah, pakulah tembok batu di halaman rumah kita ini, untuk melepaskan kemarahan mu" jawab ayahnya.


Pada hari yang pertama saja, pemuda itu telah memaku sebanyak 37 batang paku pada tembok batu tersebut.

Selepas beberapa minggu, setelah dia dapat mengurangi kemarahannya, jumlah paku yang digunakan semakin berkurangan.

Dia merasa lebih mudah menahan kemarahannya daripada memukul paku menembusi tembok batu tersebut. Akhirnya tibalah pada suatu hari, dimana pemuda tersebut tidak marah, walau sekali pun.

Dia pun memberitahu ayahnya mengenai hal tersebut dengan gembira.

Ayahnya mengucapkan hamdallah dan menyuruh dia mencabut kembali paku itu satu persatu, pada setiap hari yang ia lalui tanpa kemarahan.



Hari berganti hari, dan akhirnya dia berhasil mencabut semua paku-paku tersebut. Pemuda tersebut lantas memberitahu hal itu kepada ayahnya dengan bangga.

Ayahnya lantas memimpin tangannya ke tembok tersebut dan berkata


"Kau telah melakukannya dengan baik, anakku, tetapi lihatlah bekas lubang-lubang di tembok batu tersebut, tembok itu tidak akan kelihatan sama lagi seperti sebelumnya. Bila kau menyatakan sesuatu atau melakukan sesuatu ketika marah, ianya akan meninggalkan kesan parut dan luka, sama seperti ini. Kau boleh menikam seseorang dengan pisau dan membunuhnya. Tetapi ingatlah, berapa kali pun kau memohon maaf dan menyesal atas perbuatanmu, namun lukanya masih tetap ada. Luka di hati lebih pedih dari luka fisik."


Sahabat adalah permata yang sulit dicari.

Mereka membuatmu tertawa dan memacumu ke arah kesuksesan.

Sahabat juga adalah seorang pendengar, berbagi suka dan duka dan senantiasa meluangkan hatinya kepada kita.


Allahu'alam..


Ditulis ulang berdasarkan sebuah kisah dari sebuah tulisan di sebuah grup FB, mohon maaf lupa alamat atau nama grup-nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar