Minggu, 26 Oktober 2014

Tempat Ternyaman

malam ini sejatinya saya hendak menulis tentang pemikiran saya mengenai kehadiran anak di dalam senuah pernikahan, namun entah mengapa pikiran saya teralihkan pada hal yang abstrak.

seperti biasanya, lampu kamar selalu dimatikan ketika anak-anak tidur, dan inilah saya, mengetik dengan keadaan lampu kamar yang mati, hanya lampu kamar mandi dalam saja yang menjadi sumber penerang satu-satunya...

ah iya, kemarin saya dan suami mendengarkan lagu-lagu dewa dan dewa 19. kami berdua memang suka musik, grup band sepeerti dewa, padi, dan sheila on 7 adalah salah tiga dari sekian grup band maupun penyanyi yang kami suka dengarkan.

ketika sedang mendengarkan sebuah lagu dari dewa 19, suami saya berkata, "dhani tuh emang keren ya nyiptain lagu!"
"iya, jaman dulu lagu-lagunya keren2. tapi sekarang lagunya asal bunyi semua." jawab saya sok tau :D
"iya ya, jaman dulu tuh syairnya dalem, beda sama sekarang." ternyata suami saya mengiyakan jawaban sok tau saya heheheh.
"kayaknya semenjak ga sama maia ya, musiknya jadi asal gitu. kayak ga ada isinya. emang ya, peran istri tuh besar banget bagi karir suami."
dan jawaban saya yang semakin sok tau ini sukses membuat suami saya tersenyumsenyum sendiri...

tapi selain saya, ternyata ada sahabat saya yang juga berpedapat sama dengan saya. semenjak dhani tidak lagi bersama maia, lagu-lagu yang dia ciptakan ga seperti dulu: nyastra, dalam, banyak filosofinya, dan seperti ada ruhnya.
apa ini karena perubahan dirinya setelah sekian lama bermusik?
atau karena dia merasa bahwa pasar akan tetap merespon positif semua hasil karyanya?
atau pengaruh lainnya?

sebagai seorang wanita, saya melihat hal ini dengan kaca mata lain.
kaca mata yang didasari oleh sebuah pepatah, di balik seorang pria hebat pasti ada wanita hebat di belakangnya.
bukan saya nyinyir terhadap kehidupan pribadi ahmad dhani, tapi memang pada kenyataannya semua orang bisa menilai seperti apa kualitas pendamping hidup dhani jaman dulu dan sekarang.
ya allah... lu kayak pembawa acara infotainment aja deh...

ah, daripada saya banyak berkata yang tidak2, lebih baik saya mengkajinya dari sisi lain...

--Pendamping yang Membuat Nyaman--

salah satu peran penting seorang istri adalah kehadirannya dalam mendengarkan keluh kesah suami. tidak semata mendengarkan keluh kesah. seorang istri,dengan segala hal yang dikatakan bahwa mereka adalah kaum yang lemah, justru mampu menguatkan seorang lelaki.

misalnya saja ketika sang suami sedang mencurahkan isi hatinya terhadap penat urusan kerjaan.
meski hanya diam atau menjawab sekadarnya, kehadiran istri bisa melumerkan gunung es stress sang suami.
dari belaian yang diberikan sang istri, tatapan lembut yang meneduhkan, ataupun dekapan hangat untuk suaminya. meski mungkin tak selalu memberi solusi, tapi perhatian dan sentuhan fisik sang istri mampu membuat dopamin dalam tubuh suami bekerja. ini yang membuat suami merasa nyaman sehingga stress dan penat bisa hilang.

seperti sebuah filosofi tentang penciptaan wanita,
wanita diciptakan bukan dari tulang tengkorak yang harus dijunjung dan dipuja,
tidak juga diciptakan dari tulang kaki agar bisa diinjak-injak,
tapi diciptakan dari tulang rusuk agar bisa melindungi hati suaminya sekaligus dilindungi oleh kokoh tangan sang suami.

maka ladies, sediakan waktu dan hatimu ketika suami tersayang sedang mencurahkan segala uneg2nya padamu. tinggalkan sejenak urusan dapur dan anak2, apalagi kl hanya sekadar urusan gosip artis.. heheheh


--Penyeimbang yang Lugu--

meski tak selalu mengerti apa yang suaminya keluhkan, tapi istri yang baik biasanya memang mendengarkan dengan hati segala curahan suaminya. ini yang membuat sang suami merasa membutuhkan kehadiran istrinya (nah, salah satu poin yang harus diingat para istri nih).

mereka, para suami, kadang memang tak butuh solusi dari kita para istri. mereka hanya butuh didengarkan.
namun mana kala mereka memang meminta pertimbangn dari para istri, berikan saja pendapat terbaik kita.
tak perlu merasa terbebani dengan hal hal macam, "aku ga ngerti urusan kantor.", atau rendah diri lainnya.
cukup berikan pandangan dari sisi berpikir kita, karena sering kali hal itu yang tak terpikirkan oleh mereka.

nah, di sini pentingnya seorang istri untuk selalu belajar, memenuhi kepalanya dengan berbagai ilmu.
bukan hanya agar ga kudet alias kurang update, tapi juga agar nyambung dan syukur2 bisa dijadikan partner in crime eh salah maksudnya partner diskusi.
kebayang kan kalau istrinya cerdas, pasti akan banyak hal hal dan solusi atau pertimbangan cerdas dan matang yang mampu dipersembahkan untuk suami.
lebih baik diskusi dengan kita, kan daripada diskusi dengan wanita lain... na'udzubillah....

--Pakaian yang Cerdas--

pakaian yang kita pakai tentu adalah pelindung diri kita terhadap segala hal yang ingin kita tutupi di tubuh kita dari orang lain.
yup, seperti pakain, sebagai seorang istri, kitalah yang paling tau semua hal ttg suami, mulai dari yang paling bagus sampai yang paling buruk yang bahkan tak diketahui oleh ibu dan ayahnya sendiri. seperti fungsi pakaian, kan...

nah, itu sebabnya kenapa suami kita jauh lebih nyamn curhat pada kita, karena kitalah yang sudah tau mereka, ketika bahkan mereka menghujat atau menyesalkan sesuatu, kita yang paling mengerti dan memaklumi hal itu.
segala tindak emosi yang keluar dari suami kita mungkin hanya akan dikeluarkan di depan kita, meski mungkin itu tak mengenakan.
seperti misalnya sikap egoisnya atau kekanakannya yang kita pikir itu ga akan dilakukan di sepan orang lain. kadang kita tersinggung ya, ga habis pikir kenapa kok kl sama istrinya dia bisa begini begitu, ga mau ngalah dsb padahal di depan orang lain dia dewasa.
ah, seharusnya kita bersyukur, karena kemungkinan besar memang suami kita nyaman pada kita, sehingga hal2 itu keluar hanya pada saat bersama kita. selama masih dalam tahap wajar, berbahagialah... karena kita sudah memberikan kenyamanan.

nah, karena hal hal seperti itulah, mengapa pada awal2 tulisan ini saya mengatakan bahwa pengaruh seorang istri itu cukup besar bagi karir suami. karena dengan interaksi bersama istrinyalah kedewasaan suami juga terasah.

maka baik2lah saat mendampingi suami, agar mereka selalu pulang pada kita setiap saat.
jadilah tempat ternyaman mereka agar potensi2 baik dalam diri suami kita bisa keluar. jangan jadi tempat angker yang hanya bisa menghadirkan kesan horor pada diri suami terhadap istri sehingga kalaumada sesuatu yang dicari bukanlah istrinya tapi orang lain...

be a good listener, be wise... ;)



Sabtu, 28 Juni 2014

susu formula dan sel otak anak?

Susu ibu hamil dan susu formula anak2 banyak sekali mengatakan semakin banyak sel otak, semakin baik dan cerdas anak2...

No no no...

Sel otak yang banyak saja tidak cukup jika tidak dibarengi:
KESABARAN dalam MENDIDIK!!!

Karena sel2 otak itu ga akan bekerja baik tanpa adanya sambungan antar sel.

Sambungan2 antar sel itulah yang menyebabkan anak bisa berpikir runut, sebab akibat, logis, bisa mengambil hikmah antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya, dan mengerti apa yg dia lihat dan dengar.

Membuat sambungan antar sel adalah dengan mendidiknya, memberikan informasi yang baik, dan kontinyu...
Semakin sering dilakukan, semakin baik dan banyak sambungan antar selnya...

Sampai situ saja?
Oh, tentu tidak...

Dalam proses perjalanannya (proses pendidikan tersebut),
Orang tua juga harus sabar.
Bukan hanya sabar dalam mendidik suatu hal secara kontinyu dan sedikit demi sedikit, namun juga sabar jika sang anak melakukan banyak kesalahan...

Tidak memarahi, membentak, menghentak, bahkan sampai memukulnya...
Karena apa? Dengan memarahi, membentak, menghentak, bahkan memukul, maka sambungan2 sel otak yang telah susah payah dibuat akan berguguran...

Jika masih dengan 'senang hati' memarahi, membentak, menghentak, bahkan memukul, selamat... Anda telah mematikan banyak potensi anak anda...

#catatanparenting
#untukrenungan

KISAH NYATA PENUH HARU yang Terjadi di Pakistan


Seorang Dokter Ahli Bedah terkenal (Dr. Ishan) ter-gesa-gesa menuju airport. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran. 
Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mengalami gangguan dan harus mendarat di airport terdekat. 
Beliau mendatangi ruangan penerangan dan berkata: Saya ini dokter spesial, tiap menit nyawa manusia bergantung ke saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam ?
Pegawai menjawab: Wahai dokter, jika anda ter-buru-buru anda bisa menyewa mobil, tujuan anda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil 3 jam tiba. Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung, disusul dengan hujan besar dan disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek.
Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar bahwa mereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya, dihampirilah rumah tersebut dan mengetuk pintunya.
Terdengar suara seorang wanita tua: " Silahkan masuk, siapa ya?".
Terbukalah pintunya. Dia masuk dan meminta kepada ibu tersebut untuk istirahat duduk dan mau meminjam telponnya.
Ibu itu tersenyum dan berkata: "Telpon apa Nak? Apa anda tidak sadar ada dimana ? Digubuk kecil ini tidak ada saluran listrik, apalagi telpon. Namun demikian, masuklah silahkan duduk saja dulu istirahat, sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan untuk menyegarkan dan mengembalikan kekuatan anda."
Dr. Ishan baru tersadar, dan hanya bisa pasrah, namun ia juga mengucapkan terima kasih kepada ibu itu karena keramahanya, lalu ia memakan hidangan sementara ibu itu sholat serta berdoa, dan per-lahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang terbaring tak bergerak diatas kasur disisi ibu tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap sholat. Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dengan do'a yang panjang,

Dokter Ishan mendatanginya dan berkata: "Demi Allah, anda telah membuat saya kagum dengan keramahan anda dan kemuliaan akhlak anda, semoga Allah menjawab do'a-do’a anda."
Berkata ibu itu: "Nak, anda ini adalah ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan do'a-do’a saya sudah dikabulkan Allah semuanya, kecuali satu."
Bertanya Dr. Ishan: "doa Apa itu yang belum Allah kabulkan?"
Ibu itu berkata: "Anak ini adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter-dokter yang ada disini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang akan mampu menyembuhkannya, katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini, yang tidak memungkinkan saya membawa anak ini kesana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo'a kepada Allah agar memudahkannya." Mendengar penuturan ibu tersebut
Menangislah Dokter Ishan dan berkata sambil terisak: "Allahu Akbar…Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh do'a ibu telah membuat pesawat yang saya naiki rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan menyesatkan kami, Hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan tepat. Saya lah Dokter. Ishan itu… Saya lah Dokter Ishan Bu, Sungguh Allah swt telah menciptakan sebab seperti ini kepada hambaNya yang mukmin dengan do'a. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk mendekati dan mengobati anak ini."
Nenek tua itu pun menangis bersyukur bahagia seolah tak percaya, dan Dokter juga menangis terharu...
Pada Akhirnya dokter Ishan pun mengobati cucu dari nenek tsb. Subhanallah...

Kesimpulan:
1. Jangan pernah meremehkan kekuatan Doa.
2. Jangan pernah berhenti berdo'a sampai Allah menjawabnya.
3. Jangan pernah bosan berdo'a, Semua akan Allah kabulkan jika sudah tiba waktunya.

rumah tangga dr aid al qarny

Ust. Zulfi Akmal
DR. 'Aid al Qarny menggambarkan tentang istrinya:

Beberapa malam yang lalu, sesaat sebelum aku tidur, aku berada di atas ranjang, aku menoleh ke arah istriku dan aku pandangi bentuk wajahnya sementara ia lagi tidur, aku bergumam dalam hatiku:

Malang sekali dia, setelah hidup selama bertahun-tahun bersama kedua orang tua dan keluarganya, ia datang untuk tidur di samping laki-laki yang asing baginya. Dia tinggalkan rumah orang tuanya. Dia tinggalkan bermanja-manja dengan kedua orang tuanya. Dia tinggalkan bersenang-senang di rumah keluarganya. Sekarang ia datang kepada laki-laki yang menyuruhnya untuk melakukan yang ma'ruf dan meninggalkan yang mungkar. Dia melayani laki-laki itu sesuai dengan yang diredhai Allah. Semua itu berdasarkan perintah agama, subhanallah......

Dari sini muncul pertanyaan di dalam diriku?!

Kenapa sampai gampang bagi sebagian laki-laki untuk memukul istrinya dengan penuh kekerasan, setelah ia meninggalkan rumah keluarganya, kemudian datang kepadanya.

Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki untuk keluar bersama teman-temannya, kemudian ia pergi ke restoran dan ia makan tanpa mempedulikan siapa yang ada di rumahnya?!

Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki menjadikan waktu duduknya di luar rumah lebih banyak dari pada duduk bersama istri dan anak-anaknya?!

Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki menjadikan rumahnya bagaikan penjara bagi istrinya, tidak ia ajak keluar dan juga tidak ia temani.

Bagaimana bisa gampang bagi sebagian laki-laki membiarkan istrinya tidur, sementara di dalam hatinya ada kegetiran perasaan dan di matanya ada air mata tertahan?!

Bagaimana bisa gampang bagi sebagian laki-laki pergi berjalan sementara anak-istrinya ia tinggalkan tanpa peduli dengan nasib mereka selama ia pergi.

Kenapa bisa ringan bagi sebagian laki-laki berlepas diri dari tanggungjawab yang akan ia pertanggungjawabkan di akhirat nanti sebagaimana yang di sampaikan oleh Rasulullah?!

Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya..."

*Please Jangan Bohongin Anak (ku)*

Suatu hari seorang saudara saya bercerita tentang BSnya...
Beliau menggunakan jasa BS agar lebih fokus mengurus kedua anaknya, jadi sang baby sitter ini memang benar2 dijadikan rekan dalam mendidik anak2nya, bukan melimpahi tugasnya pada sang BS sementara ia bisa bebas ngapain aja.

Nah, beranjak dari niatan tersebut, maka wajar kalau saudara saya ini sangat selektif terhadap Baby sitter yang berpartner dengannya. Beliau maunya pola didik baby sitternya sama seperti pola didiknya pada anak2nya.

Namun ternyata BS yang ada saat ini tidak sesuai dengan harapan saudara saya.
Memang orangnya baik, gesit, namun suka 'berbohong'.

No, bukan berbohong mengenai uang atau lainnya.
Baby sitternya suka berbohong pada anak2nya agar anak2nya menurut.
"Hayo jangan main ke sana, nanti ditinggal daddy." (Padahal ayahnya anak2 lagi duduk anteng ga ke mana2)
"Yuk main di luar yuk, ada pesawat lho" (padahal ga ada)

Why it's so serious? Nyantai aja, kali...
Wajar lah, yang penting anaknya nurut, mau makan, ga petakilan, and bla bla bla...

Oh ternyata tidak sesederhana itu, mom n dad yang shalih...

Membiasakan anak tumbuh dalam atmosfer kebohongan2 seperti itu ternyata membawa dampak yang cukup serius.

Pernah ga kita berpikir, "ih itu anak, waktu kecilnya penurut, patuh, baik, eh udah gedenya ga mau nurut orang tuanya, orang tua ga didengerin, cenderung melawan."

Ya, tanpa kita sadari, kebohongan2 kecil itulah yang membentuk anak menjadi demikian.

"Nanti mama beliin es krim kalo kami mau makan." (Nyatanya habis makan ttp ga dibeliin es krim).
"Mama mau ke wc ya, sebentar kok." (Nyatanya pergi ke kantor atau ke tempat lain selama berjam-jam).
"Ayah sebentar lagi sampai rumah." (Nyatanya sampai anak tidur malam, ayahnya blm pulang).
Dan berbagai kebohongan kecil seperti ini yang sedikit demi sedikit mengikis rasa percaya anak pada orang tua maupun keluarganya yang lain.
Dampaknya anak jadi tidak percaya pada orang tua dan lingkungannya.

Dengan rasa tidak percaya itulah anak akhirnya tumbuh sebagai anak yang suka melawan (untuk apa menuruti ortu, mereka toh ga berkata yang sebenarnya, toh nanti juga dibohongi lagi).
Lalu anak tumbuh sebagai anak yang suka berbohong (orang tuaku juga mencontohkan seperti ini, aku ga papa dong?).
Dan ketika dewasa dia akan mudah membuat janji tapi tak ditepati meskipun tidak ada keadaan darurat yang menghalanginya dari janji yang ia buat.

Lebih baik kita memang meluangkan sedikit waktu untuk berbicara lebih banyak pada anak,
"Nak, ayah dan bunda harus berangkat. Kami pergi agak lama. Tapi nanti jam 2 siang kita sudah bertemu lagi."
Dan tepati janji kita sesuai apa yang kita katakan (pulang jam 2, misalnya).
Meskipun anak menangis, tapi ia belajar bahwa orang tuanya memang memiliki tugas lain yang harus dikerjakan, mereka juga belajar menunggu, dan mereka belajar bahwa segala sesuatu ada prosesnya.

Kalau masih memiliki kesulitan pada penerapannya,
Coba ajak bicara anak kita di waktu yang tepat, di waktu santai, misalnya menjelang tidur.
Jelaskan saja kenapa anak kita dan orang tuanya harus seperti itu.
Meski menangis, tapi itu lebih baik daripada kita membohonginya.

Susah ya? Iya.
Tapi bukan berarti nggak bisa, kan...

Keep on trying to be the best parent for our kiddos... 

*Semua Orang Pasti Punya Prioritas*

Semua orang punya prioritas masing2, tergantung pada apa yang menjadi tujuan hidupnya, lingkungan, pemahaman, serta impiannya.

Baru saja kemarin saya kembali ditepuk lembut oleh Allah melalui salah satu teman mengaji saya.

Jadi ceritanya kami sedang dalam sesi mengungkapkan qodhoya kami masing2 (istilah belandanya mah "curhat" gituh).
Masing2 dari kami mengungkapkan apa yang dihadapi selama sepekan ini.
Ada yang anaknya ganti berganti sakit, ada yang suaminya sudah sembuh penyakit parunya, ada yang repot dengan masalah pemberkasan CPNS, dsb...

Hingga akhirnya tiba giliran teman ngaji saya yang usianya tak beda jauh dengan saya (rerata usia teman ngaji saya yg lain sudah menjelang 40.. Beberapa dari kami--4 orang--adalah anak bawang yg bahkan blm berkepala 3).
Beliau adalah muslimah yang lembut dan bersahaja, masya Allah.
Saat mengungkapkan qodhoyanya, beliau langsung berkata,
"Mohon doa dari ibu2 shalihat di sini, semoga saya tetap istiqomah dan sehat."
Beberapa dari kami bertanya ada apa.
Lalu beliau menjelaskan bahwa saat ini beliau masih belum memakai jasa khadimat.

Kami memang sempat khawatir padanya mengingat suaminya adalah seorang yang memiliki amanah cukup penting yang sering keluar kota, sementara anaknya 2 dan masih di bawah 3 tahun semua.

Ketika kami bertanya tentang kerepotannya mengurus semua urusan rumah tangga, beliau dengan nada suaranya yang khas, lembut dan tanpa tendensi apapun, menjelaskan,
"Memang kalau repot, pasti repot banget, umm. Masalah rumah, anak, belum lagi target hafalan. Bulan ini saja hafalan saya keteteran. Setelah dievaluasi saya hanya bisa menghafal setengah halaman perhari di bulan ini."

Jujur saja saya tertohok, dalam. Malu sekali.
Beliau dalam kerepotannya masih bisa menghafal setengah halaman perhari (semoga Allah memberkahi), sementara saya?

Lalu ada seorang lagi yang bertanya, kenapa ga cari lagi jasa art.
"Sebenarnya saya mau memakai jasa art, tapi rupanya susah mencari art yang sudah ibu2 usia 40an. Banyaknya yang masih muda."

"Memang kenapa bu kalau yang masih muda?" Yang lain kembali bertanya.

"Saya suka sedih lihat pakaiannya. Ketat dan kadang ga mau berjilbab di rumah. Padahal sudah sering saya ingatkan. Saya kasihan pada suami, khawatir hal itu membuatnya kehilangan hafalannya."

Saya kembali terpana, kembali tertohok.
Sampai sebegitunya... Masya Allah... :')

"Keluarga yang mengetahui keadaan kami pada bilang kalau kami terlalu berlebihan, padahal ga papa, yang penting ada yang bantu.
Tapi saya sudah dengan pendirian saya. In shaa Allah saya ikhlas. Dan alhamdulillah abinya anak2 juga mau memaklumi jika banyak pekerjaan rumah yang blm selesai, bahkan ga sungkan membantu walau hanya ngepel dan bersih2 rumah. Kata beliau, ga papa rumah berantakan, asalkan hafalan ummi nambah."

Ah, andai saja ada alat yang bisa memperlihatkan bentuk hati saya saat itu...
Bentuknya sudah tak jelas..
Bagikan dihantam ribuan ton beban berat dari berbagai sisi.
Saya benar2 tertohok dan malu.

Di akhir kalimat beliau, beliau kembali minta didoakan agar bisa segera menyelesaikan program menghafalnya.
Karena beliau dan suaminya memiliki impian untuk membangun rumah quran di jogja (rumah orang tuanya dan orang tua suaminya).

Semakin cepat beliau menyelesaikan program tahfidznya, semakin cepat mereka ke jogja, semakin cepat rumah quran itu berdiri...

Ya, itu prioritas teman halaqoh saya: tak apa tak ada art, asalkan hafalan suaminya terjaga dan dia ttp bisa menambah hafalannya.

Kita semua memiliki prioritas masing2, tak ada satupun yang sama,
meski mungkin sama2 memiliki prioritas di bidang pendidikan, tapi saya yakin ada tujuan atau cara yang berbeda satu sama lain.

Tak apa setiap kita memiliki prioritas yang berbeda.
Yang perlu diingat adalah usahakan prioritas kita itu dalam rangka mendekatkan diri pada Allah, apapun bentuknya...
Dengan demikian, hidup kita jadi terarah sekaligus membawa berkah...

Semoga Allah memberi kelancaran dan kekuatan pada kita dalam menjalankan segala prioritas kita...
Semoga hal itulah yang dapat menambah berat amal kebaikan kita di akhirat kelak...
Aamiin...

Keep on trying to be the best day by day 

apa kabar, ayah?

Ayah, apa kabar?
Bunda dan anak2 di sini baik-baik saja.
Ayah, pagi ini kakak dan adek sudah bisa mandi sendiri, tidak seperti dulu yang maunya dimandikan oleh ayah.
Sebenarnya mereka minta dimandikan oleh bunda, tapi bunda harus menyiapkan yang lainnya.

Ayah, saat ini setiap hari kami berangkat bersama, kakak dan adek menuju sekolah sedangkan bunda menuju tempat kerja.
Tak seperti biasanya, bund
a hanya di rumah. Mengerjakan berbagai pekerjaan rumah dan mengerjakan hal lainnya. Meski cape tapi tak secape saat ini.

Ayah, sekarang bunda tau bagaimana perasaan ayah selama ini. Ketika terik matahari ayah tetap harus mengendari motor melawan macet ibu kota, atau bahkan ketika harus menerobos hujan saat pulang kerja.
Beberapa bulan pertama saja sudah membuat bunda hampir menyerah, padahal selama ini ayah tidak pernah menampakkan wajah lelah ketika pulang ke rumah.
Ajari bunda, yah. Ajari bunda mengukir senyum itu di wajah.

Teringat ketika itu, suatu hari saat ayah pulang kerja dan tak ada makanan sama sekali karena bunda masih kesal dengan keputusan ayah yang tak mengizinkan bunda pergi bersama teman-teman sekolah.
Bunda pikir ayah akan marah, menceramahi bunda dengan sejuta kata. Bunda tunggu semenit dua menit sampai sejam, tak ada kata-kata apapun kecuali permintaan maaf karena membuat bunda bersedih tak bisa pergi bersama teman-teman.
Saat itu hati bunda luluh, tak ada kesal yang terselip. Justru berganti malu.
Ayah yang seharian bekerja penuh lelah dan keletihan, masih bisa bersabar menghadapi bunda yang kekanakan. Barakallahu, yah...

Ayah, sekarang kakak dan adek semakin besar. Semakin bisa diajak kerjasama dan bertanggung jawab. Adek mendapat tugas mematikan lampu sementara kakak mengunci pintu.
Mereka senang sekali bisa membantu, itu jauh lebih cukup dari apa yang bunda mau.
Mereka sangat mirip denganmu, seorang pribadi yang ringan tangan menolong orang.

Ayah, tak seperti malam-malam biasanya, kita duduk berdua setelah anak-anak terlelap.
Membicarakan apa yang kita kerjakan selama seharian, atau membicarakan apa yang selama seharian ini anak-anak lakukan.
Sekarang bunda hanya bisa berbicara dengan hati sendiri,
Memandangi anak-anak yang terlelap yang semakin hari semakin memantulkan wajahmu di raut mereka.
Tak ada lagi teman bersenda gurau atau berdiskusi tentang kehidupan dan masa depan anak-anak kelak.
Betapa sungguh baru kusadari, betapa bunda sangat membutuhkan ayah.

Ayah, minggu kemarin bunda dan anak-anak pergi ke tempat kita biasa berwisata karena ada acara dari sekolah.
Tapi tidak seperti waktu itu, ketika ayah menggendong kakak di punggung dan membawa adek berkeliling naik sepeda. Semua berbeda. Tak ada tawa ceria kakak dan adek saat bercanda bersama ayah, tak ada senyum bahagia yang terpancar dari wajah mereka seperti saat pergi bersama ayah.
Ternyata jauh di lubuk hati mereka, mereka merindukan ayahnya. Mereka tak pernah menampakkan itu di depan bunda, tapi dalam tidurnya si kakak beberapa kali memanggil-manggil ayah.
Kami merindukanmu, ayah...

Ayah, minggu depan adalah hari ulang tahun pernikahan kita yang kesepuluh.
Bunda tak pernah lupa awal pertama kita berpegang tangan dulu, selesai ijab qabul di depan penghulu.
Saat itu bunda masih malu-malu, namun ayah dengan lembut menatap mesra dan menyodorkan tangan terlebih dahulu.
Meski tak ada lagi peluk dan cium mesra atau kata-kata rindu melalui media komunikasi seperti sebelumnya, tapi bunda tetap merasakan ayah ada bersama bunda selalu.
Terimakasih telah memilihku menjadi separuh sayapmu.
Memercayaiku mendampingimu.
Menjadikanku ratu di istana indahmu.
Mengajariku mengenal dan mencintai Penciptaku...

Ayah, berbahagialah di sana.
Kelak jika Allah mengizinkan, kita akan berkumpul kembali di syurgaNya.
---------------------------------------

Banyak dari kita menyepelekan kehadiran pasangan kita. Menganggap pengorbanan mereka biasa saja, bahkan tak ada apa-apanya.
Jika kita mau jujur pada hati kita, apa yang sudah kita berikan untuk pasangan kita: apakah keluhan2 kita, rasa kesal kita, atau rasa kurang kita atas semua pemberiannya (cinta dan sayangnya).
Siapkah jika kita berpisah dengannya?
Sudahkah kita memberikan hak-haknya?
Jangan kemudian ada sesal ketika kepergiannya karena ternyata kita belum memenuhi hak-haknya dengan baik...

harta, tahta, wanita-- sepaket ujian bagi sang imam

pagi ini seperti biasa saya belanja di pedagang keliling yang jualan keliling komplek. dan seperti biasa pula, saya sibuk berpikir akan masak apa hari ini.akhirnya pilihan jatuh pada lele dan beberapa sayuran pendampingnya.karena tidak bisa membersihkan lele yang masih hidup, saya minta tolong pada si mas pedangan sayur. sambil menyiangi lele, si mas pedagang sayur, sebut saja mas oka, bercerita pada saya.

Mas Oka: bu, tau ga, ternyata jelek-jelek begini saya masih laku lho, bu...

Saya: *sedikit bingung* maksudnya apa mas? kayak sayuran aja, laku..hehehe

MO: iya, ternyata masih ada yang suka sama saya, bu. sampai sms dan telponin saya terus. bingung saya.

S: waduh, hati-hati mas *mulai bingung, mau ngomong apa*

MO: emang sih dia itu mantan pacar saya. tapi dia anak kuliahan, masa iya mau sama saya? bingung saya...

S: *sejenak berpikir* emang udah berapa tahun menikah, mas? mau 5 tahun ya?

MO: ehm, sekitar itu bu. emang kena toh?

S: *enggan berpikir macam-macam, saya hanya ingin share* mungkin itu ujian menjelang 5 tahun nikah, mas. kata orang tua kan ujian terberat itu menjelang 5 tahun.

MO: eh, masa iya, bu?

S: biasanya begitu. ujiannya ya macam-macam. kalau laki-laki biasanya ujiannya perempuan.

MO: jadi inget, dulu ada yang bilang sama saya, 'ko, ujian kamu tuh cuma di perempuan'.

S: nah, bisa jadi ini ujian, mas.
(berpikir tidak ingin si mas oka salah melangkah saya coba kasih masukan sedikit)
biasanya ujian laki-laki itu ada 3, mas, harta, tahta, wanita. mungkin mas oka sedang mengalami ujian dengan salah satunya. menurut saya mas oka harus hati-hati aja, perbaiki keimanan aja, mas. mungkin Allah lagi mau angkat derajat mas oka, biar lebih sukses lagi dan lancar rezekinya, makanya dikasih ujian kayak gini. 

MO: masa iya, bu?

S: mungkin aja, mas. yang penting mas oka ga usah terbawa sama perempuan itu. insyaallah kalo berhasil melewati ujian ini, semua akan lebih baik lagi.

MO: iya, bu, aamiin. saya sih cuma ngetes dia aja, emang beneran mau sama saya atau nggak. ternyata dianya mau. heran saya, padahal anak kuliahan. kalo cewek kampung biasa saya nggak heran, tp kan dia anak kuliahan.

S: ya namanya godaan, mas. apalagi perempuan, kalo udah cinta, susah lupanya. tapi kalo nanti dia nikah, dia akan sayang kok sama suaminya dan lupa sama yang lain. lagian perempuan sekarang kan memang suka dengann laki-laki yang sudah beristri, karena sudah mapan, sudah tinggal enaknya saja. udah, nggak usah dilayanin, ga usah main api..heheheh

MO: iya, saya juga ga ada niat main-main bu, cuma penasaran aja...

S: halah, dasar mas oka...

dan perbincangan terhenti ketika ada seorang mbak-mbak yang kerja di tetangga seberang rumah membeli sayur.

ternyata ujian seperti ini nggak hanya menyinggahi para pejabat, pemuka masyarakat, dan pemuka agama... bahkan (maaf bukan maksud apa-apa) seorang pedagang sayur yang saya pikir kehidupannya sudah cukup banyak ujian pun masih juga diuji dengan ujian seperti ini.

akhirnya kenaifan saya selama ini terhapuskan oleh kenyataan yag mampir di depan mata,bahwa lelaki manapun bisa mendapatkan ujian harta; tahta, wanita. tak peduli pangkatnya apa, siapa namanya, tinggalnya dimana.

dalam satu sisi hati, saya merasa kasihan pada para lelaki (suami-suami) yang tertimpa 3 masalah itu, terutama masalah wanita (karena menurut saya yang cukup berpengaruh bagi dia dan keluarganya adalah ujian dengan wanita). para suami sudah capai bekerja seharian, memikirkan bagaimana cara mencukupi kebutuhan keluarga, namun masih juga diberikan ujian seperti ini.
menurut logika saya, seharusnya mereka ga usah ambil pusing dengan para wanita yang mencoba menggoda. mengapa? karena dengan kehidupannya saja ia seharusnya sudah merasa cukup sibuk, mencari nafkah, mendidik istri dan anak, menjadi iamam yang baik, menjadi bagian dari masyarakat yang bertanggung jawab.
saya yakin, tidak usah ditambah lagi masalah lain, para suami yang ingin menjadi suami yang baik pasti sudah sibuk dengan semua tanggung jawab/amanah mereka. hingga tidak ada ruang lain yang tersisa untuk bermain-main dengan wanita. ini menurut logika saya. entah apa yang terjadi di dalam cara berpikir mereka sebagai lelaki.
atau justru ini adalah bagian lain yang bisa membuat mereka merasa hidup layaknya lelaki perkasa? entahlah.
saran saya, lebih baik tidak mengorbankan apa yang sudah dibangun susah payah hanya demi permainan semata...wallahu'alam

itulah mungkin sebabnya kita harus tetap memperbaiki diri, komunikasi dengan pasangan, pelayanan apapun terhadap pasangan, dan jangan lupa (hal yang paling penting) adalah doakan pasangan kita agar senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah SWT.

semoga kita bisa tetap menjadi pribadi yang baik dan semakin baik, pribadi yang shalih dan menshalihkan, dan tetap menebar manfaat.
(menohok di hati saya, karena saya harus banyak membenahi hitamnya hati)

maafkan atas kesalahan kata maupun stigma berpikir yang tidak berkenan di hati
110812, 11:02

--Toddler yang Terjebak di Tubuh Orang Dewasa--

Siang itu saya 'berguru' pada salah satu teman, bu yuli namanya. Beliau adalah mantan guru di sekolah anak saya. Bu yuli dikenal sebagai seorang yang profesional sebagai seorang pendidik. Terlihat dari cara kerjanya yang gesit, tak pernah menunda pekerjaan, dan selalu mau belajar... Masya Allah, Keren! 

Di sela-sela waktu, kami (saya dan seorang teman lain dari balik papan) berbincang dengan bu yuli mengenai apa saja terkait dengan pendidikan anak usia dini.

Saat itu bu yuli bercerita bahwa ada kenalannya yang dimarahi oleh mertuanya.
Dikisahkan sang istri sedang terfokus perhatiaannya pada anaknya yang masih bayi, sementara sudah masuk waktu makan.
Suaminya sudah diambilkan nasi dan lauk paul sudah terhidang di meja. Setelah mengambilkan nasi, sang istri pamit karena harus fokus dengan anak mereka yang masih bayi.
Sementara sang istri fokus pada bayi, sang suami tetap duduk tanpa memakan makanan yang sudah dihidangkan.
Melihat hal tersebut, sang mertua yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah mereka, marah pada menantu perempuannya itu,
"Oh, jadi begini. Anakku nggak diurusin?"
Ternyata selama ini sang suami selalu disuapi makan oleh ibunya, bahkan sampai besar dan bekerja.
Hingga akhirnya menikah, maka kebiasaan itu sulit dihilangkan. Sang suami tidak mengerti situasi, yang dipikirkannya hanyalah kebutuhannya.

Oke, mungkin kasus itu agak ekstrim ya.
Tapi pernah nggak memiliki teman yang sulit berbagi, sulit mendengarkan, atau sulit bertanggung jawab?
Atau jangan2 itu adalah kita sendiri?
Kita? Kamu, kali, win :D



Sejatinya, fase toddler atau anak batita, adalah fase di mana kebutuhan anak masih dibantu oleh orang lain, dia belum memiliki kecakapan hidup untuk mengerjakan hal-hal yang seharusnya sudah bisa ia kerjakan sendiri karena merupakan hal-hal pokok untuk dirinya. Fase di mana mentalnya pun masih belum matang: egosentrisnya tinggi (belum bisa berbagi, tak bisa mengalah, tak bisa menerima kesalahan), tak bisa bertanggung jawab terhadap apa yang ia perbuat.


Tapi fase toddler ini ternyata bukan saja dialami oleh anak batita. Ini bisa berlanjut pada orang-orang besar yg menurut bilangan usia sudah dianggap dewasa.

Pernah lihat orang di lampu merah atau di jalan yang bertengkar karena hal sepele seperti meributkan suara klakson?
Pernah menemui orang-orang yang sulit mengantri di antrian umum seperti ketika mau membayar tiket kereta, beli karcis masuk arena hiburan, atau mengantri saat prasmanan di resepsi pernikahan?
Pernah melihat orang tua maupun anak muda yang terlihat keren tapi kelakuannya bak manusia primitif karena untuk buang sampah saja mereka ga tau di mana tempatnya dan akhirnya asal buang?
Atauuuuu... Pernah kesel karena ada tempat parkir kosong, tp tidak bisa ditempati oleh kita karena mobil yang duluan parkir tidak mengindahkan pembatas parkiran, sehingga parkiran dua mobil/motor hanya bisa dipakai satu kendaraan?

Itu ciri-ciri toddler yang terperangkap di tubuh orang dewasa (istilah yang kemarin keluar dari saya begitu mendengar kisah dari bu yuli, maaf kalau kurang tepat).

Ya, mental mereka masih mental anak batita, meski wujud jasmaniah mereka sudah remaja, atau bahkan sudah beranjak tua.

Salah mereka kah? Iya...
Tapi ingat, pola asuh 7 tahun pertama itu juga menentukan!

Merasa repot, ribet, lama banget ketika melihat anak kita yang masih kecil makan makanannya sendiri?
Wajar ya. Tapi biarkanlah mereka berusaha sendiri. Kita bisa bantu dengan ikut mengumpulkan makanannya ke tengah piring agar mereka mudah menyendok.

Merasa ga kalau masak di dapur bersama bocah2, masaknya jadi jauuuuh lebih lama dari biasanya?
Tapi tidak apa-apa, itu adalah proses mereka belajar. Belajar menyiapkan makanan bersama bundanya.

Atau bisa jadi kita merasa sangat repot ketika kedua anak kita sedikit-sedikit meributkan hal-hal sepele.
Tidak apa-apa. Bantu mereka menyelesaikan hal itu.
Uraikan apa masalahnya, cari jalan keluar terbaik bagi mereka.
Ini bisa menjadi ajang mereka menyelesaikan masalah.

Misalnya mereka berebut mainan, kita ambil dulu mainan yang direbutkan.
Uraikan apa masalahnya.
"Mainannya ada satu, sedangkan yang ingin memainkan ada dua. Kita harus bagaimana?"

Hal-hal yang mungkin kita anggap sepele saat mereka kecil (makan sendiri, ambil minum sendiri, biasakan membuang sampah, berbagi dengan saudara, bersabar menunggu giliran, membantu membereskan rumah, ikut masak di dapur, dsb) ternyata adalah pelatihan kecakapan hidup mereka.
Hal-hal sepele seperti itu yang kelak akan memengaruhi cara bersikap mereka ketika dewasa.

Orang dewasa ga bisa menjadi orang yang dewasa mentalnya dengan cara instan.
Kita ga diprogram untuk menjadi dewasa setelah usia sekian atau sekian.
Tapi kita dididik untuk hal itu.
Itu pula yang harus kita lakukan pada anak-anak kita.
Mereka ga akan seujug-ujug bisa mengalah, bisa mengerti kondisi orang lain, bisa berempati, bisa bersikap sopan, bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Mereka bisa itu semua dengan pembiasaan, dengan dilatih, dididik, didampingi saat kecil.
Ga bisa sekali dua kali, sehari dua hari, tapi butuh proses panjang. Dan butuh kesabaran.

Mumpung masih kecil, masih mudah dibentuk, bentuklah anak kita menjadi anak yang baik, yang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, yang bertanggung jawab.

Semakin sering anak dibiasakan, maka akan terpola kebiasaan itu didalam otaknya dan akan menjadi karakternya.

Tidak mudah memang, butuh usaha sangat besar. Karena memang menjadi orang tua bukanlah pekerjaan sambilan.
Dan butuh doa, agar anak kita bisa menjadi qurata'ayun, penyejuk pandangan.
Terus berusaha, dan terus bersabar dalam usaha kita. In sha allah berbuah indah kelak ketika mereka menjadi manusia dewasa...

Always try to be the best parent for our kiddos...
-bundy-

Kamis, 24 April 2014

Seberapa Besar Investasi Kita?

Seberapa Besar Investasi Kita?

Pagi ini setelah anak-anak berangkat sekolah, saya menemukan sekumpulan semut sedang berkerumun di bawah dispenser.
Setelah saya amati, ternyata yang dikerubuti oleh semut-semut tersebut adalah air teh manis yang tumpah sedikit dari gelas yang dibawa oleh anak saya.
Tadi pagi seperti biasanya saya menanyakan pada anak-anak apa yang ingin mereka minum. Ternyata Ikhlas ingin minum teh manis tapi ia ingin membuatnya sendiri.
Dan itulah asal muasal koloni semut-semut yang berada di bawah dispenser saya pagi ini.

Di lain waktu, ernst, anak kedua saya yang lucu, sedang senang-senangnya memakai kaos kaki dan sepatu sendiri.
Mau pergi ke manapun, kapanpun, dia selalu ingin memakai kaos kaki dan sepatunya sendiri.
Anak umur 3 tahun kurang itu selalu tidak mau dibantu apalagi dipakaikan sepatunya oleh saya, ayahnya, ataupun orang lain.
Mau mencong2 itu kaos kaki, atau pendek sebelah, atau bahkan terbalik, ernst tetap berusaha dengan gigih seorang diri dan sangat bangga dengan hasil akhirnya.
Sepertinya melalui binar matanya yang bulat itu dia ingin mengatakan, "hei lihat, aku sudah mahir memakai sepatu sendiri, lho!"
Padahal ya, tak jarang kami harus bergegas dalam berangkat ke sebuah acara.
Tapi, tetap saja, kami harus mempersilakan ernst memakai kaos kaki dan sepatunya seorang diri.

------------------------------------------

Sering ya sepertinya kita menemukan dua hal di atas.
Anak ingin melakukan semuanya sendiri.
Ya, itu sebuah tahapan di mana rasa kemandiriannya muncul.
Sebuah tahapan di mana dia ingin bilang, "aku sudah besar dan aku bisa, jangan meremehkan kemampuanku!"
Sebuah tahapan di mana dia sangat ingin berusaha sendiri dan puas dengan hasil akhirnya, meski kita kadang melihatnya tak sempurna.

Sebenarnya untuk apa sih kita repot-repot membiarkan anak-anak seperti itu?
Emang ga risih melihat lantai jadi kotor begitu?
Emangnya ga bakalan berantakan semua janji karena kelamaan nungguin anak pakai kaos kaki dan sepatu sendiri?
Atau mungkin di lain kesempatan akan kita dapati sabun mandi yang tumpah di lantai kamar mandi,
Atau mungkin dapur yang penuh dengan ceceran terigu,
Dan lain sebagainya...

Itu investasi kita, lho...
Investasi untuk kemandirian mereka.
Coba saja kalau kita tidak membiarkan mereka melakukan hal-hal yang memang seharusnya sudah bisa mereka lakukan sendiri, rasa mandiri mereka akan layu, lama kelamaan mati.
Dan voila, selamat datang anak manja...
"Bi, pakein sepatu!"
"Mba, ambilin tasku!"
"Ma, aku ga bisa ini!"
Dsb...

Itu investasi, lho...
Investasi untuk rasa bisa mereka dan keyakinan bahwa aku bisa dan tak akan menyerah!
Coba saja kalau hanya karena ga mau lantai jadi kotor, lalu kita bilang,
"Udah, bunda yang buatin tehnya ya."
Atau hanya karena sudah kesiangan akhirnya si ayah bilang, "sini, biar ayah yang pakein sepatunya."
Lalu jiwa mereka yang penuh tantangan dan pantang menyerah itu meredup, lama kelamaan mati.
Dan selamat datang generasi pemalas...
"Aku maunya disuapin."
"Aku ga mau ngerjain itu, kan masih ada bunda."
"Aku ga mau beresin mainan, kan ada si mba."
"Aku ga bisa ah, susah!"

Jadi lebih baik kita sedikit berinvestasi dengan lantai yang kotor, dengan dapur yang berantakan, dengan waktu yang agak lebih lama, dengan ekstra kesabaran...

Apa susahnya?
Lantai kotor? Tinggal bersihkan sebentar.
Anak manja? Alamak, harus dilatih berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk menghilangkan kemanjaannya.

Spend more time? Ya ga papa lah, kalau ga mau terlambat, ya tinggal lebih ditambahkan saja waktu persiapannya. Atau kalau memang sudah sangat mendesak, coba saja jelaskan pada orang yang sedang menunggu kita bahwa ada keterlambatan sedikit.
Daripada memiliki anak yang tak berdaya juang?
Wuidih, harus jadi trainer motivator nih untuk membangkitkan kembali daya juang mereka. Dan itu ga instan, butuh lebih banyak usaha dibandingkan jika kita berinvestasi di saat mereka sedang mengembangkan daya juangnya...

Jadi ayah, bunda, papa, mama, mommy, daddy, mami, papi, ummi, abi, abah, ambu... Lebih baik kita berinvestasi di kala mereka memang sedang masanya, daripada kita harus mengeluarkan usaha lebih karena mereka terlanjur terbentuk sebagai pribadi yang tidak baik.

Memang butuh ekstra sabar, memang butuh ekstra usaha...
Makanya banyak yang bilang kalau jadi orang tua itu susah...
Tapi susah itu bukan berarti ga bisa, kan...

Ayo kita belajar lagi... Belajar terus... Sampai akhir hayat...

Maaf lahir bathin :)
IEOz

Selasa, 25 Maret 2014

Memilih Sekolah: Sekolah Ramah Anak ;)

benar-benar nggak menyangka kalau memilih sekolah di zaman seperti ini tuh susahnya bukan main...
denger dari berita yang katanya ada tindakan bullying antar murid, pelecehan, sampai kekerasan yang memang terstruktur itu semua bikin kepala nyut nyut...

bayangin ya, kita sebagai orang tua kan maunya sekolah itu jadi mitra kita dalam mendampingi tumbuh kembang dan pendidikan anak, lha ini malah jadi ajang gengsi, ajang 'pelatihan fisik', ajang pamer kemampuan akademis anak (bahkan antar sekolah pun menjadikan muridnya sebagai bahan pamer prestasi yaiks).

belum lagi segambreng atribut yang menyertai sekolah-sekolah itu: IB school, kurikulum cambridge, montessori, metode berbasis karakter, metode sentra, metode holistik, de el el - de el el... fiuh...

yang pasti, ketika kita memilih sekolah untuk anak kita, ada beberapa hal yang menurut saya patut untuk kita pertimbangkan:
1. jarak, pertimbangkan jarak tempuh pergi-pulang antara rumah dan sekolah (kadang jarak yang agak jauh memang bisa ditempuh jika misalnya rumah dan sekolah yang dituju sama-sama dekat tol).
2. lingkungan sekolah. sekolah yang bagus adalah sekolah yang menyediakan halaman yang lapang bagi murid-muridnya untuk bermain maupun bereksplorasi. tak perlu banyak mainan mewah, dengan fasilitas bermain yang sederhana, namun lingkungan yang nyaman, aman, dan lapang maka anak bisa belajar banyak hal.
3. sekolah yang ramah anak. seperti apa sekolah yang ramah anak? yuk, lanjut...





Sekolah Ramah Anak

kalau mengutip judul buku Munif Chatib, "Sekolahnya Manusia", ya memang sekolah yang ramah anak itu adalah sekolah yang memang diperuntukkan untuk manusia. bukan hewan yang hanya disuruh atau dilarang tanpa diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat atau mengembangkan pola pikirnya.

dengan metode pengajaran sekolah saat ini yang mendrill anak, melarang, menyuruh, bayangkan ada berapa banyak sel otak anak yang akhirnya menciut, kerdil, bahkan mati karena tidak terpakai untuk berpikir melainkan hanya mengerjakan a, b, c, d yang guru suruh, larang, minta. belum lagi kalau ada guru yg galak :(

potensi setiap anak itu berbeda, maka perlakuannya pun harus berbeda juga. gak bisa semua murid hanya duduk diam di kelas, mendengar guru berbicara di depan kelas. sementara jika ada murid yang terlihat tidak fokus pada penjelasan guru, tidak bisa mengikuti pelajaran, tidak bisa duduk manis, maka serentetan predikat tidak muridiawi akan melekat pada mereka.

"murid nakal", "murid bodoh", "murid pemalas", dsb yang sangat menyakitkan.
tidakkah kita berpikir bahwa Tuhan telah menciptakan manusia sedemikian unik dan berbeda satu sama lainnya?
maka wajarlah jika ketika ada sekolah yang memang melakukan kegiatan belajar disesuaikan dengan fitrah setiap murid, maka sekolah tersebut bisa saya katakan sekolah ramah anak.

oke, kita buat poin per poin sekolah ramah anak itu yang seperti apa.

1. menghargai setiap dimensi kecerdasan masing-masing anak
anak tidak dituntut dalam akademisnya (IQ), seperti halnya sekolah pada umumnya. tapi semua dimensi kecerdasan anak yang lainnya (ES dan SQ) juga dibangun di sana.
sisi kognitif, afeksi, dan psikomotorik terus dipantau dari hari ke hari dan biasanya laporan perkembangannya akan disertakan di dalam rapor anak.
kesemuanya itu tentu berbeda antar anak, dan ini memerlukan perhatian guru pada masing2 murid.


2. guru menjadi partner orang tua dan anak dalam mendampingi tumbuh kembang anak,
karena setiap potensi anak akan dikembangkan di sekolah ramah anak, maka tugas guru adalah menjadi pendamping dan fasilitator anak dalam belajar.
biasanya di sekolah ramah anak, guru tidak akan menyuruh, melarang, dan marah. eits tapi ada maksudnya.
tidak melarang anak untuk mengembangkan rasa ingin tahunya, meski tetap guru akan mengingatkan sang anak jika hal tersebut tidak aman atau tidak diperuntukkan untuk anak seusianya.
guru tidak menyuruh anak mengerjakan sesuatu, tapi mendorong anak untuk melakukan hal yang bermanfaat untuknya.
dan guru tidak akan pernah memarahi anak karena guru tahu bahwa memarahi anak hanya akan mematikan milyaran sel otaknya saat itu juga. guru akan memberikan pemahaman pada anak mengapa ini bisa dan tidak bisa dilakukan.

3. bersifat inklusi (menerima murid special needs),
tujuannya agar anak special needs mendapatkan pembelajaran bahwa sesungguhnya kehidupan nyata adalah seperti di sekolahnya, banyak anak-anak yang tidak seperti dirinya. dan bagi anak yang bukan special needs, mereka jadi belajar menerima dan menyayangi teman special needs mereka, dan itu yang akan mereka lakukan pada special needs lain di luar sana.

4. menerima dan mendukung serta mengembangkan potensi setiap anak sesuai fitrahnya.
kecerdasan majemuk tidak luput dari perhatian sekolah ramah anak. kecerdasan majemuk anak dikembangkan di sini, yang kurang akan diimprove, sedangkan yang sudah bagus akan dipertahankan.
maka tidak akan ada yang namanya ranking di sekolah ramah anak, karena setiap individu itu berbeda :)

5. mengembangkan keterampilan kecakapan hidup (life skill),
biasanya sekolah tidak memerhatikan keterampilan kecakapan hidup, padahal saya yakin, ini adalah alah satu hal yang sangat diperlukan oleh anak di dalam hidupnya, apalagi ketika mereka sudah besar dan tinggal terpisah dri orang tua (misal kost di luar kota atau luar negeri).
dengan mengembangkan keterampilan kecakapan hidup, anak akan terbiasa mandiri mengerjakan apa-apa yang menjadi kebutuhannya, bahkan bisa membantu temannya dan orang lain.

6. mendidik karakter anak,
pendidikan karakter adalah salah satu syarat sekolah ramah anak. mengapa? meminjam judul buku ida s. widayati, "mendidik karakter dengan karakter', memang jika ingin mendidik karakter anak ya harus dengan menunjukkan karakter yang sesuai.
ingin anak memiliki karakter sopan? ajarkan bagaimana berlaku sopan melalui sikap kita. dan itu berarti setiap pendidik di sekolah ramah anak harus memiliki karakter yg baik agar bisa menjadi contoh baik bagi para murid.

 7. menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
dengan suasana belajar yg menyenangkan, pasti informasi yg didapatkan anak akan lebih banyak dan mudah diingat.


8. menumbuhkan murid yang active learner and long life learner
bukan membuat anak kapok eksplore karena guru yg ini itu, sekolah ramah anak justru membuat anak2 menjadi pembelajar yg aktif dan pembelajar seumur hidup.


apalagi ya? duh, saya kira masih banyak syarat sekoah ramah anak, tapi tampaknya untuk saat ini saya baru bisa menyebutkan  poin2 di atas. jika ada masukkan, sangat diterima dengan senang hati...

mau tau beberapa sekolah ramah anak? bisa baca di link ini: beberapa sekolah ramah anak

Jumat, 07 Maret 2014

Mimpi di Sepertiga Malam...

kata seorang teman, mimpi di sepertiga malam bisa merupakan petunjuk dari Tuhan...

semalam, menjelang akhir sepertiga malam, sekitar pukul 03.30, saya memimpikan sebuah hal yang sangat tidak ingin saya ingat.

hal tersebut merupakan sebuah pengalaman yang sangat sangat tidak ingin saya ingat dalam hidup saya,
bahkan menurut psikiater saya (psikiater yang saya sambangi karena dirujuk oleh dokter kulit, baca di sini ya: dokter kulit) hal itu saya simpan di sebuah folder yang saya taruh jauh-jauh di bawah tumpukan2 folder lainnya...

saya terbangun dengan baju yang basah oleh keringat, padahal kamar saya berAC,
hati saya berdebar,
dan saya terlonjak saat terbangun malam tadi, sebuah hal yang amat sangat jarang terjadi pada saya..

mimpi itu begitu nyata, jelas, seperti sungguhan...

entah karena trauma yang saya alami,
atau karena hal lain yang seperti teman saya katakan..

apapun itu, akhirnya setelah saya bangun saya melaksanakan sholat tahajud.
namun selepas sholat tahajud, justru inci demi inci hal itu semakin jelas membayangi saya.
ya, hal itu pertama kali saya ketahui selepas saya sholat tahajud, sekitar 2 tahun silam.
seperti sebuah pertanda dari Allah, bahwa akan ada sesuatu..
saya seperti diarahkan,
pikiran,
gerakan,
semuanya...

dan mimpi kali ini, apakah juga sebuah petunjuk? pengingat akan hadirnya sesuatu? atau hanya kembang tidur?

Allah, ya, hanya pada Allah saja saya menyandarkan semuanya...
betapa saya hanya bisa berpasrah seperti dahulu.
benar-benar berpasrah karena sudah lelah,
lelah menghadapi hal yang tak kunjung usai,
lelah mencari jalan keluar...

ternyata hanya dengan berserah secara pasrah,
memercayakan pada Allah,
dan Ia menunjukkan jawabannya...
tepat setelah selesai sholat maghrib...

ya, tepat selesai salam dan do'a, telepon berdering mengabarkan sesuatu...
itu  hampir dua tahun lalu...

lalu saat ini?

ah, hanya pasrah saja..
semoga bisa berpasrah seperti sebelumnya,
hanya berharap jalan keluar dariNya...


seputar mimpi

Selasa, 04 Maret 2014

Sekolah Ramah Anak #edisingebolang

yak, demi si ayah yang tetiba bilang, "bun, gimana kalau ikhlas sdnya pindah?" akhirnya saya bertualang dari satu negeri ke negeri lainnya.. eh, lebay...

yak, seharian ini saya berkeliling ke beberapa sekolah yang saya pikir ramah anak.
saya mengetahui sekolah-sekolah ini dari hasil googling, baca-baca diskusi emak2 cihuy di beberapa forum, ikutan diskusi di sebuah forum emak2 alumni ui, dan juga hasil tanya sana sini...
dan tersebutlah Sekolah Karakter IHF Cimanggis, Sekolah Semut-Semut Kelapa Dua, dan Sekolah Cikal (di cilandak dan cipayung).

kriteria saya dalam memilih sekolah untuk anak saya adalah:
1. tidak ada PR
2. memiliki sistem pembelajaran yang berorientasi pada murid
3. murid menemukan sendiri, bukan dipaksa untuk menerima sesuatu
4. mengembangkan rasa kritis mereka
5. sekolahnya nyaman (banyak pohon, ada lapangan luas, lingkungannya bersahabat)
6. sekolah adalah partner orang tua dalam mendidik anak
7. sesuai dengan visi misi kami (apaan tuh? heheheh)
8. maunya yang serupa dengan sekolah anak-anak saya saat ini al falah *udah bener2 jatuh cinta

saya rasa ketiga sekolah di atas memang memenuhi kriteria2 yang saya inginkan. dan jadilah hari ini saya ngebolang ke sekolah-sekolah tersebut. dan inilah laporan selayang pandang...
oia, mau intip2 ttg kriteria sekolah ramah anak? monggo mampir ke link sekolah ramah anak


Sekolah Karakter IHF klik di sini

gedung Sekolah Karakter di Cimanggis
sekolah ini letaknya di sebelah Giant Cimanggis. dari luar sudah kelihatan kok gedungnya.
nah, saya dapat nama sekolah ini dari seorang teman yang concern di bidang anak-anak.
karena penasaran dengan sekolah yang katanya memang mengembangkan karakter anak, akhirnya saya menyambangi sekolah tersebut.
begitu melihat gedungnya, yang saya rasakan adalah, "wow gedungnya ga kayak sekolahan, mudah2an dalemnya sesuai dengan harapan."

akhinya saya masuk ke kantor kemudian bertanya beberapa hal. dan ternyata pemirsa, saya telat daftar. seharusnya saya daftar sebelum bulan februari, karena pendaftaran memang dibuka pada januari sampai februari.
and u know what? daftar waiting listnya udah 170 orang untuk pendaftar SD..
hm, oke.. cukup tau aja *nyengir kuda :D

oia, sekolah ini adalah sekolah umum, jadi menerima murid dari latar belakang agama manapun.

lanjut dari office, saya melihat kegiatan belajar mengajar mereka.
ketika dikasih lihat ruangan SD kelas 1, saya lihat memang konsepnya bagus.  satu kelas maksimal ada 25 anak, dengan 2 guru.
kegiatannya juga memang tidak monoton seperti sekolah konvensional.
mereka juga belajar menggunakan tema yang berganti setiap bulan, sedangkan sub temanya berganti setiap minggu.
guru2nya ramah. ruangannya nyaman.

seorang murid sedang asyik bermain pasir
di bawah rumah pohon di area pra sekolah
sedangkan untuk pra sekolahnya yang memang dipisah dengan pagar setinggi perut orang dewasa, terdapat kelas-kelas. setiap kelas mewakili setiap sentra. kalau tidak salah ada sekitar 7 sentra (saya lupa).
saya suka dengan sistem sentra. karena dengan sistem seperti ini masing-masing kemampuan anak akan digali. contohnya di sentra bahan alam, mereka akan dilatih kemampuan motorik kasar dan halusnya melalui berbagai kegiatan seperti bermain ublek, melukis mural, tuang takar, dsb (ini kalau melihat kegiatan sentra bahan alam di sekolah anak saya).
dari segi fasilitas, permainannya pun lengkap. ini persis dengan sekolahnya Ikhlas dan Ernst saat ini.

tapi saya tidak sreg ketika melihat ke lapangan tengah. anak-anak bermain tanpa pengawasan guru. ada yang berlari naik turun tangga. ada siswa yang sedang belajar di luar kelas, tapi saya tidak menemukan di mana gurunya (huhuhu...). dan, ketika hendak keluar dari sekolahnya, saya mendapati sebuah kejadian yang membuat saya agak merenung...

ceritanya ada sekelompok siswa TK yang sedang diajak menuju ruang pertemuan di lantai atas, tapi ada beberapa murid yang menjatuhkan peralatan yang dibawa sang guru.
murid itu tertawa-tawa, diikuti oleh beberapa temannya. sang guru berkata, "tunggu di sini ya." sementara itu ia berjalan ke lantai bawah untuk memunguti peralatan yang jatuh tadi. belum semuanya berhasil diambil, dari atas, seorang anak kembali menjatuhkan peralatan yang lain.. oh, no...
saya bertanya dalam hati, "bukankah seharusnya guru itu mengajak sang murid untuk mengambilnya? sebagi pendidikan bertanggung jawab terhadap hal yang dilakukan?"
ya, akhirnya hal itu juga menjadi sebuah catatan bagi saya.

lokasi belajar pra sekolah
tapi saya pikir mungkin ini adalah oknum saja, hanya satu guru. karena menurut teman-teman sesama ibu, sekali lagi, sekolah ini cukup baik dan berkualitas dalam segi pembangunan karakter anak-anaknya. and overall, saya suka sekolah ini karena hampir semua point yang saya garisbawahi dalam mencari sekolah ada pada sekolah ini... ^.^

untuk masuk sekolah ini juga ada tes masuknya (ini mungkin untuk usia sekolah, ya). tesnya psiko tes, tes kematangan anak (apakah sudah siap untuk masuk sekolah), dan wawancara orang tua (untuk mengetahui apakah visi misi orang tua sama dengan visi misi sekolah dalam mendidik anak).

oia, untuk administrasi tahun ajaran 2014/2015  (SD), berikut saya lampirkan:
1. formulir pendaftaran dan TKS/Tes Kematangan Sekolah
(bisa mendaftar kalau memang masih ada quota)                                     400.000
2. seragam sekolah (olah raga dan bahan putih biru kotak-kotak)
dan buku literatur untuk orang tua                                                           600.000
3. Biaya gedung                                                                                18.000.000
4. Biaya kegiatan/tahun                                                                       2.500.000
5. SPP/bulan                                                                                          650.000
                                                                                         total         22.150.000

gedung SMP dan lapangan tengah
menurut informasi yang saya dapat, jika memang anak kita diterima di sekolah ini, pembayaran bisa dibayarkan 50%nya, dan di bulan berikutnya bisa dilunasi.

untuk usia pra sekolah, in sya allah ga beda jauh.. heheheh.. (kalau melihat di tahun ajaran 2012-2013 uang pangkal pra sekolah adalah 10juta dan spp 450rb).
maaf ya ga akurat, lupa nanya, nanti coba saya tanyain deh kalau ketemu lagi sama petugasnya, jangan ngambek gitu..
nah, kayak gitu dong, kalau senyum kan enak diliat, bisa dibedain sama cucian yang belum disetrika.. XD *kabuurrr takut ditimpuk setrikaan

murid-murid SMP sedang mengerjakan proyek
oia, setelah beberapa hari kmarin saya survey ke sini, ternyata ada telepon dari sekolah, bahwa saya masih boleh daftar. akhirnya saya datang, membeli formulir sebesar 400rb. saya lihat formulirnya, ada banyak sekali pertanyaan mengenai si anak yang mau dimasukkan ke sekolah dan bagaimana pendidikan ortu selama ini. di tulisan lain kelak akan saya kasih tau deh, apa aja TKSnya, oke ;)

mau lihat foto2 kegiatan siswa di Sekolah Karakter, lihat di sini--> galeri foto ihf










Sekolah Semut-Semut the Natural School klik di sini

sesuai dengan namanya yang pakai kata2 the Natural School, sekolah ini memang banyak menyajikan kegiatan di alam bebas untuk para muridnya.sekolahnya terletak di daerah RTM, kelapa dua depok. patokannya, kalau kita dari kelapa dua, setelah RTM, lurus saja terus, nanti di sebelah kiri ada masjid besar, setelah itu nanti ada jalan industri kapal dalam (di sebelah kiri), masuk saja..

kesan pertama saya masuk sekolah ini: "wow, 'alami' banget yah.. heheheh" 
yup, saya suka sekali dengan suasana di sekolah ini, murid-murid bermain dengan riang dan senang.
saya tidak banyak eksplore sekolah ini karena saat itu Oz sedang tidur dan saya tinggal bersama eyang ti-nya di mobil.
ini gerbang masuknya
(katanya kalau ga ada foto, berarti hoax, nah ini ada fotonya yak :p)


saya hanya melihat-lihat sekilas dan bertanya-tanya pada petugas TU.
memang sekolahnya ramah anak. mereka lebih banyak eksplore dengan alam, karena mereka berpendapat bahwa melalui alam anak bisa belajar tentang apapun.
mereka menumbuhkan rasa ingin tahu pada setiap muridnya.
pembelajarannya berpusat pada murid. jadi guru seperti fasilitator murid untuk belajar, tidak seperti sekolah konvensional yang murid duduk diam, sementara guru menjelaskan (guru sumber ilmu). di sini anak mencari tahu dengan didampingi oleh guru.

hubungan sekolah dengan orang tua murid juga baik. terlihat dari cara mereka dalam berdiskusi sesuatu.
saat itu saya berkenalan dengan seorang wali murid, mba nia, yang ternyata kenal dengan suami saya (ya Allah, silaturahim itu luas bangettttt)...
dari beliau saya juga banyak nanya2 ttg sekolah ini. katanya memang cukup menyenangkan sekolah di sini. anaknya sangat enjoy bersekolah sejak usia dua tahun sampai saat ini (4 tahun).


kegiatan di dalam sekolah semut-semut.
see.. rindang banget ya...

oh iya, untuk usia pra sekolah, usia 2 sampai 4 tahun (PG), belajarnya 3 kali seminggu dari jam 08.30-11.00.
kenapa tidak setiap hari? katanya tahap PG ini hanya untuk membiasakan saja bahwa ada rutinitas lain di luar rumah.
mengapa hanya sebentar? karena rumah tetap tempat belajar utama anak-anak usia PG..
hm, oke..
di bagian ini saya agak kurang sreg. why? karena menurut saya jika memang ingin membentuk bonding yang bagus antara anak dengan sekolah (guru), bukankah seharusnya pertemuan itu lebih sering, ya?
dan kalau sepemahaman saya yang sotoy ayam ini, anak memerlukan waktu untuk meregulasi emosinya yang dia bawa dari rumah ke sekolah (baca meregulasi emosi) dan itu tidak sebentar. lalu untuk mendapatkan informasi yang baik, anak memerlukan sharing dan refreaming apa yang sudah mereka dapatkan di sekolah sehingga anak tahu aman yang baik dan tidak baik yang dia dapat hari ini, dan itu buth sekitar 30 menit (lagi2 merujuk ke sekolah anak saya, ya abis saya baru nyekolahinnya di situ..heheheh).
tapi ya okelah.. ndak papa...

untuk usia TK A dan TK B, mereka masuk setiap hari dari jam 8 sampai jam 11.45. ini waktu yang cukup untuk melaksanakan semua point (regulasi emosi, proses belajar, dan circle time).

sedangkan SDnya masuk setiap hari dari jam 07.30-14.00... hampir sama dengan sekolah ikhlas sekarang.

tapi ternyata pendaftaran di sekolah ini sudah dimulai sejak September, pemirsa.. yang mana itu sudah kelewat beberapa bulan coba.. aaaa... okeh, baiklah, saya yang salah.. --_--"

quota mereka untuk SD adalah 70% dari murid yang sudah ada yang hendak memasuki usia SD dan 30% murid dari luar.
satu kelas ada 23 orang dan hanya ada 3 kelas di sana. dan saya hanya bisa nangis bombay di dalam hati (lha kalau beneran nanti dikira saya kenapa2..hihihi).

nah, sedangkan untuk usia pra sekolah, mereka membuka pendaftaran di bulan februari, juni, dan oktober. jadi di bulan-bulan itu anak kita bisa didaftarkan. atau jika mau masuk di bulan februari, kita bisa daftar dari bulan januari.

oia, untuk pra sekolah, uang pendaftarannya sudah termasuk sit in (trial selama 2 minggu). jadi kalau mau lanjut, ya berarti bayar uang pendaftaran. kalau ga mau lanjut ya sudah, bubbye gudbay aja..hihihi

untuk administrasi sekolah semut-semut tahun ajaran 2014-2015
*pra sekolah:
formulir: 500.000
uang pendaftaran: 3.000.000/4 bulan (jadi 4 bulan selanjutnya bayar lagi)
spp: 550.000
seragam (t-shirt dan celana olah raga): 175.000

*TK A
formulir: 300.000
uang pendaftaran: 10.000.000
spp: 700.000
seragam (olah raga dan kain hijau salur + kain kuning daun): 375.000
uang kegiatan naik TK B: 2.000.000

*TK B
formulir: 300.000
uang pendaftaran: 5.000.000
spp: 700.000
seragam (olah raga dan kain hijau salur + kain kuning daun): 375.000

*SD
formulir: 300.000
uang pendaftaran: 15.000.000
spp: 800.000
seragam (olah raga, kain coklat krem+merah, putih+kotak2): 575.000
uang kegiatan per kenaikan kelas: 2.500.000

oia, memang sekolah ini sangat rimbun karena konsepnya adalah sekolah alam, jadi jangan kaget jika mungkin ada ulat. dan di sana juga ada tulisan "hati-hati banyak ulat, kalau terkena ulat bulu oleskan dengan bawang merah yang dipotong. bawang merah ada di dapur" -->kira2 begitu deh.. hehehehe

oia, ada salah seorang teman yang pernah juga survey ke sini. memang dia berpendapat sekolah ini bagus, tapi sayang, fasilitasnya kurang terawat.

lanjut ke survey sekolah berikutnya...



Cikal klik ini

nah, udah pada tau sekolah cikal kan ya, yang di cilandak itu.. nah, sekolah ini merupakan sekolah internasional. kalau yang di cilandak dibuka untuk anak mulai dari bayi (usia 6 bulan) sampai SD. sedangkan yang di cilangkap, itu khusus untuk SD kelas 6 sampai sma.

yang namanya sekolah internasional, pasti dong beda dengan sekolah biasa. yup, begitu saya masuk ke sekolah ini, nuansa internasionalnya tuh kental banget terasa. baik dari fasilitas, pelayanan, bangunan, dan semua hal yang berada di dalamnya.. hm okay, lanjut..

cikal memiliki kurikulum yang disebut dengan IB apakah itu? jadi si IB itu adalah sebuah organisasi internasional yang merancang kurikulum yang berlaku secara internasional.

tujuan dari kurikulum IB itu adalah agar anak intellectual, personal, emotional and social skills to live, learn and work di dunia yang sangat dinamis ini. anak dilatih untuk menjadi anak yang kritis dan berkeinginan untuk belajar seumur hidupnya dan peduli dengan lingkungan dan komunitasnya serta menghargai perbedaan.


sekolah kayak apa sih yang disebut IB school itu?
- aktif berperan dalam masyarakat dunia (global)
- berkomitmen dengan perkembangan guru2nya
- Fasilitas sesuai standard IB
Sekarang ini ada 3071 sekolah IB di 139 negara. di indonesia ada 10 sekolah yang pake kurikulum IB. kalau mau lihat sekolah2nya, silakan cek di sini

kalau memang berniat menyiapkan anak yang berwawasan global dan memang mau atau ada niat menyekolahkan anak ke luar negeri, better masuk ke sekolah yang berkurikulum IB deh. biar sudah terbiasa dengan standar dan keseharian internasional. (huwooo)

nah, lanjut lagi ke si cikal ye...

ini jenjang pra sekolahnya:










  • Bayi Bayi (6 months-1 year old)

    • Adik Adik (1-2 years old)
    • Kakak-Kakak (2-3 years old)
    • Pre-Kindergarten (3-4 years old)
    • Reception Junior and Senior (age 4 – 6 years)
    • Year 1 to 2 (age 6 – 8 years)
    • Year 3 to 6  (age 8 – 12 years)
    • middle school (smp, sma)


    kalau bicarain fasilitas, ga perlu dibahas lagi deh kayaknya.. hehehehe.. sekolah ib kan memang sudah ada standardnya, standard internasional, jadi sudah dapat dipastikan bahwa fasilitas pasti lengkap dan mendukung semua kegiatan anak.

    metode pembelajarannya active learning. jadi memang siswa dibuat dan difasilitasi untuk mengembangkan rasa ingin tahunya, mengembangkan potensinya, dan mempersiapkan anak-anak agar menjadi pembelajar seumur hidupnya..

    oia, untuk administrasinya, bisa dilihat di foto berikut ini ya.. (tadi udah ditulisin, eh ternyata kehapus semua yang udah ditulis T_T)
    prosedur pendaftaran Cikal

    administrasi Cikal



    Sekolah Al Falah klik di sini atau di sini

    sekolah al falah terletak di jalan Raya Kelapa Dua Wetan, Ciracas. dari luar agak gak kelihatan kalau ini adalah sekolah, abis kecil banget tampak luarnya.
    padahal di dalamnya ada kelas2 untuk anak para sekolah sampai SMA, lapangan pasir, lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan rumput untuk bermain para baby dan toddler, lapangan bermain, taman bunga, lapangan untuk duduk-duduk, kolam renang, dan kandang-kandang hewan peliharaan sekolah.
    yup, jadi jangan membayangkan sekolah al falah ini memiliki gedung dan fasilitas super mewah dan modern seperti highscope atau cikal. sekolah al falah benar2 sederhana, meskipun uang pangkal dan SPPnya sangat2 tidak sederhana :D
    tampak depan sekolah al falah

    acara manasik haji di sekolah

    tawaf saat manasik haji di sekolah




    sistem pengajaran di al falah mirip banget sistem IB yang membuat anak jadi active learner and long life learner. bedanya, al falah bukan sekolah internasional, dia kental dengan pendidikan hidup dan agama.
    mereka menggunkan metode sentra untuk pembelajaran murid-muridnya. bahkan sekolah al falah adalah sekolah pertama dan pelopor sekolah-sekolah dengan metode sentra di indonesia.

    jangan bayangkan para murid duduk diam sementara guru menjelaskan, ya...
    sejak usia pra sekolah, al falah sudah memberikan proyek pada para muridnya.. 
    seperti misalnya pada usia TK A, proyek mereka sederhana, misalnya sedang mempelajari tema aku dan sekitarku, dengan sub tema keluarga, jadi mereka membuat pohon keluarga yang kemudian mereka namai tiap batangnya, ada ayah, ibu, adik, kakak, om, tante, dsb. dari situ mereka belajar bahwa adik laki-laki ayah adalah om, ayahnya ibu adalah eyang kakung, dsb.
    ikhlas (paling kiri) dan teman2nya
    saat manasik haji di sekolah

    sedangkan untuk usia sekolah (SMP misalnya), mereka yang sedang mempelajari proses produksi dari hulu ke hilir akan diajak untuk ke pabrik tebu, melihat dari mana gula dibuat, bagaimana dipasarkannya, dsb. di akhir proyek mereka diminta untuk membuat laporan dan mempresentasikannya di depan teman-teman dan didepan orang tua mereka... keren. dan anak-anak sama sekali tidak ada yang merasa terbebani dengan proyek mereka.

    al falah merupakan sekolah inklusi, jadi mereka menerima anak-anak special needs dan membiarkan belajar bersama anak-anak lainnya, alsannya karena pada kenyataannya anak special needs maupun anak biasa pasti akan berbaur satu sama lain, jadi sekolah merupakan miniatur dunia nyata bagi anak special needs dan anak biasa.
    oia, untuk special needs, ada yang membutuhkan shadow teacher dan ada juga yang tidak, tergantung kebutuhan mereka.

    ernst digandeng bu euis
     saat manasik haji di sekolah
    saya sempat mengikuti acara kenaikan kelas anak TK B ke SD. ada salah seorang murid special needs, down syndrome, yang ternyata bisa membaca dengan cukup lancar. semua orang di ruangan menangis terharu melihatnya, apalagi ketika anak tersebut mengucapkan, "aku sayang mama dan papa." :')

    al falah menerima murid pra sekolah sejak mereka berusia 2 bulan.. masih baby banget ituh...

    jam sekolah mereka dari jam 7 sampai jam 2 (usia pra sekolah sampai SD kelas 2)
    dan jam 7 sampai jam 4 sore (usia kelas 2 sampai SMA).
    ada juga program extended untuk anak pra sekolah yang mungkin tidak bisa dijemput jam 2 siang oleh orang tuanya.

    oia, di al falah, sekolah sangat menekankan partisipasi aktif orang tua muridnya dalam pendidikan anak-anaknya. salah satu caranya adalah dengan mewajibkan orang tua untuk mengikuti PPOT (program Pelatihan Orang Tua).
    selain PPOT, ada beberapa cara lainnya yang mereka lakukan agar orang tua tau dan ikut serta dalam mendidik anak-anaknya.

    untuk administrasi sekolah Al Falah, saya betul2 lupa karena sudah lama sekali saya menanyakan hal itu (terakhir kali ketika memasukkan Ernst ke baby house, sekitar 3 tahun lalu).

    seingat saya,
    baby house-PG: 35 juta, SPP 2.450.000/bulan (belum termasuk extended dan antar jemput)
    TK: 45juta, SPP 2.500.000/bulan (belum termasuk extended dan antar jemput)
    SD: 65jt (SPPnya lupa)
    SMP dan SMA juga lupa... huhuhu maafkan saya.. T_T

    kenapa saya jatuh cinta pada sekolah ini dan memasukkan anak-anak saya sejak usia 1 tahun ke sini? silakan baca ulasannya di sekolah al falah. bagi saya, al falah adalah representasi sekolah ramah anak :).
    untuk profil sekolah al falah di youtube, bisa klik link ini--> profil sekolah al falah




    ini semua sekolah ramah anak yang saya kunjungi langsung satu persatu.. dan saya hanya mengamati jenjang pra sekolah dan SDnya saja.. untuk jenjang lainnya saya belum tahu karena memang belum kepikiran sampe situ.. lha nanti pas smp grasa grusu lagi win.. hehehehhe

    in sha allah lain kesempatan kita bahgas sekolah2 lain yg ramah juga ;)

    kalau ada yang mau nanya2 feel free to text me yo.. inbox aja via FB atau ke windi.ningsih@gmail.com yg mau tau nomor wa atau nomor hp saya.. (GR bener sih ini emak2..hihihihi), yang pasti saya hanya akan kasih nomor hp dan wa saja, karena kalau ngasih nomor pin atm, saya ga bisa..hihihihi