Kamis, 27 Oktober 2011

Kisah Paku di Dinding

Ada seorang pemuda yang sangat pemarah. Dia tidak dapat menahan amarahnya walaupun hanya satu masalah kecil saja.

Pada suatu hari, ayahnya menghadiahkannya sekarung paku.

"Untuk apakah paku-paku ini ayah?" tanya pemuda tersebut.

"Setiap kali kamu marah, pakulah tembok batu di halaman rumah kita ini, untuk melepaskan kemarahan mu" jawab ayahnya.


Pada hari yang pertama saja, pemuda itu telah memaku sebanyak 37 batang paku pada tembok batu tersebut.

Selepas beberapa minggu, setelah dia dapat mengurangi kemarahannya, jumlah paku yang digunakan semakin berkurangan.

Dia merasa lebih mudah menahan kemarahannya daripada memukul paku menembusi tembok batu tersebut. Akhirnya tibalah pada suatu hari, dimana pemuda tersebut tidak marah, walau sekali pun.

Dia pun memberitahu ayahnya mengenai hal tersebut dengan gembira.

Ayahnya mengucapkan hamdallah dan menyuruh dia mencabut kembali paku itu satu persatu, pada setiap hari yang ia lalui tanpa kemarahan.



Hari berganti hari, dan akhirnya dia berhasil mencabut semua paku-paku tersebut. Pemuda tersebut lantas memberitahu hal itu kepada ayahnya dengan bangga.

Ayahnya lantas memimpin tangannya ke tembok tersebut dan berkata


"Kau telah melakukannya dengan baik, anakku, tetapi lihatlah bekas lubang-lubang di tembok batu tersebut, tembok itu tidak akan kelihatan sama lagi seperti sebelumnya. Bila kau menyatakan sesuatu atau melakukan sesuatu ketika marah, ianya akan meninggalkan kesan parut dan luka, sama seperti ini. Kau boleh menikam seseorang dengan pisau dan membunuhnya. Tetapi ingatlah, berapa kali pun kau memohon maaf dan menyesal atas perbuatanmu, namun lukanya masih tetap ada. Luka di hati lebih pedih dari luka fisik."


Sahabat adalah permata yang sulit dicari.

Mereka membuatmu tertawa dan memacumu ke arah kesuksesan.

Sahabat juga adalah seorang pendengar, berbagi suka dan duka dan senantiasa meluangkan hatinya kepada kita.


Allahu'alam..


Ditulis ulang berdasarkan sebuah kisah dari sebuah tulisan di sebuah grup FB, mohon maaf lupa alamat atau nama grup-nya

Selasa, 11 Oktober 2011

kualitas seorang anak tergantung dari orang tuanya (part 1, perjalanan panjang sebuah sel)

Bismillah…



Banyak yang mengatakan, manusia berasal dari diri yang 1. Ada yang menafsirkan yang 1 itu adalah Adam AS, namun ada pula yang mengatakan bahwa yang 1 itu adalah sel sperma+sel telur yang melebur pada tahap pembuahan. Namun apapun penafsiran orang, ada satu hal penting yang kadang atau bahkan tidak pernah masuk ke dalam pemikiran kita selama ini, perjalanan panjang sang sel sehingga terbentuk menjadi manusia dan hidup sampai akhir hayat.



Perjalanan itu berawal dari sesuatu yang dianggap sepele atau konvensional, pemilihan pasangan, terutama untuk wanita. Kualitas seorang anak akan ditentukan oleh kualitas sperma sang ayah. Kualitas sperma ayah tergantung dari kebiasaannya (makanan yg dimakan, minuman yg diminum, kebiasaan merokok atau tidak, kebiasaan minumminuman keras atau tidak). Jika si calon ayah memiliki kebiasaan yang baik, kualitas spermanya insyaallah akan terjamin, dan sebaliknya, jika si calon ayah memiliki kebiasaan yang buruk, maka dapat dipastikan kualitas spermanya seperti apa.



Setelah memilih pasangan dengan kualitas yang baik, yang berarti kita juga harus baik, yang mempengaruhi perjalanan selanjutnya sebuah sel sehingga bisa menjadi anak yang unggul adalah kombinasi gen ayah dan ibu.



Rumusnya:

++ bertemu ++ = anak canggih

++ bertemu -- = anak beberapa masalah

-- bertemu -- = anak banyak masalah

+- bertemu +- = anak standar



Maksudnya:

Jika gen paling bagus dari ayah bertemu dengan gen paling bagus dari ibu maka akan menghasilkan anak canggih (cerdas dan sedikit sekali masalah dlm hidupnya)
Jika gen paling bagus dari ayah/ibu bertemu dengan gen paling jelek dari ibu/ayah maka akan menghasilkan anak dengan beberapa masalah
Jika gen paling jelek dari ibu bertemu dengan gen paling jelek dari ayah maka akan menghasilkan anak dengan banyak sekali masalah dan tidak cerdas
Jika gen standar dari ibu bertemu dengan gen standar dari ayah maka akan menghasilkan anak standar, tdk banyak masalah, tapi juga tidak cerdas
Kombinasi gen ini adalah hak penuh milik Allah, Allah yang menentukan akan diberi gen yang apa dan apa. Kita sebagai calon ibu dan calon ayah hanya bisa berdoa, terutama (maaf) sebelum melakukan hubungan pasutri.



Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah status gizi. Setelah yakin sang ayah memiliki kebiasaan yang baik, masih tetap perlu dipertahankan kebiasaan itu sampai setelah menikah. 72 jam (3 hari) sebelum kehamilan, apa yang calon ayah makan, minum, dan kebiasaan lainnya akan menentukan kualitas spermanya. Jika ia banyak makan junk food, minum minuman ringan berpengawet, merokok maka kualitas spermanya tidak bagus, semua bahan2 pengawet dan racun lainnya akan terbawa ke dalam sperma dan akan terbawa kepada bakal anak nanti.



Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah perlakuan dan gizi sang ibu selama hamil. Pada saat wanita tahu bahwa ia hamil, maka tak ada waktu untuk manja! Selama 9 bulan itu adalah perjuangan total untuk menghasilkan anak unggulan yang memiliki sel otak cerdas dan kepribadian yang bagus. Pada hari ke-16 sel otak sudah mulai dibentuk. Dari bulan pertama sampai bulan keempat adalah pembentukan otak anak, masa-masa inilah yang menentukan berapa sel otak anak yang akan dibawa ketika ia dilahirkan. Dan ini adalah modal utama dar perkembangan otak anak selanjutnya.



Namun memang ada sebagian orang yang merasakan mual bahkan sampai muntah pada bulan2 ini. Dan memang di situlah letak perjuangan seorang ibu. Jika memang ia saying pada anaknya, mual dan muntah itu tidak akan ia hiraukan. Terus makan makanan yang bergizi, walaupun dikeluarkan lagi, kita tetap usahakan makan makanan yg bergizi jika mau memiliki anak yang unggul. Karena setiap apa yang ibu makan pada masa ini akan menentukan kecerdasan anak, akan menentukan kualitas setiap sel otak. Jika sang ibu hanya mau makan mangga muda, ya mungkin kualitas sel otaknya hanya setingkat mangga muda.



Dan usahakan selama hamil, sang ibu tetap aktif dalam berkegiatan. Karena dengan aktif bergerak, otak ibu akan tetap bekerja, dengan demikian sang anak akan cerdas.



Selama kehamilan, selain makan makanan bergizi dan tetap aktif, ibu juga harus berbicara, berpikir, dan berkelakuan yang postif. Karena pada saat dalam kandunganpun, otak janin sudah bisa merekam apa yang ia dengar dari luar (orang berbicara) dan apa yang ibu katakan. Jika ia terbiasa mendengar lantunan Al-Qur’an, hal itu akan masuk ke dalam memori otaknya, dan ketika dia di dunia mendengar lantunan yg sama, otaknya akan langsung merespon. Jadi kalau misalnya ia biasa mendengar ibunya mengaji, maka ketika dia belajar mengaji dia akan lebih cepat belajar dibandingkan anak2 lain yang dulu di dalam kandungan tidak dibiasakan mendengarkan ayat Al-Qur’an. Dan demikian jika ia terbiasa mendengar hal negatif, makan ia akan lebih cepat merespon kepada hal negatif dan mudah condong ke arah yang negatif.



Dan dalam waktu 9 bulan selama masa kehamilan, seorang orang tua yang baik seharusnya sudah membuat lesson plan untuk anaknya. Jadi ketika sang anak terlahir ke dunia, ia telah siap untuk belajar apa saja sesuai dengan lesson plan ayah dan bundanya.

Jadi memang jika ingin memiliki seorang anak yang unggul, terlebih dahulu jadilah pribadi yang unggul dan orang tua yang unggul, dengan demikian hal itu akan terbawa secara alami ke dalam proses kehidupan sang anak hingga ia dewasa dan menutup hidupnya.



Ini adalah sedikit ilmu yang hari ini (7 Maret 2011) saya dapat dari sebuah program pelatihan di Sekolah Al Falah Kelapa 2 Wetan. Sebenarnya masih sangat banyak ilmu yang didapat pada hari ini, seperti bagaimana memperlakukan anak sepanjang hidupnya sehingga ia siap untuk menjalani hidup, tentang 11 sistem tubuh manusia, dan beberapa pengetahuan lainnya.

Insyaallah, jika diberi rezeki sehat, panjang umur, dan waktu, akan saya coba uraikan apa yang telah didapat dalam pelatihan tersebut.



Mohon maaf jika banyak salah kata dan mungkin banyak yang tidak mengerti. Kritik dan saran bisa langsung diberikan…

Semoga share kali ini bermanfaat.

Maaf lahir batin…

Alhamdulillah…



silahkan bagi yang ingin meng-copy atau share, tapi mohon cantumkan sumbernya

http://windiningsih.multiply.com/journal/item/1/kualitas_seorang_anak_tergantung_dari_orang_tuanya_part_1_perjalanan_panjang_sebuah_sel

Senin, 25 Juli 2011

Jalan Terus (Sheila on 7)

Jalan Terus

Hidup memang tak semudah waktu kita muda dulu
Panas dingin tak bisa diterka
Strategi hidup bertahan dari seleksi sang alam

Hidup memang tak seindah waktu kita muda dulu
Umur terindah pasti ‘kan berlalu
Strategi hidup bertahan dari seleksi sang alam

Panas dingin tak bisa diterka

Tapi apapun yang terjadi
Akanku jalani
Akanku hadapi
Dengan segenap hati

Walau kuterluka
Memang kuterluka
Tak pernah kulari dari semua ini

Belum waktunya kita berhenti
Jangan cepat puas kawan

Bekerja dan terus bekerja
Hingga saat kita tak berguna lagi

(Sheila on 7, Jalan Terus)



Menukil cuplikan lagu Sheila on 7, Jalan Terus…

Hidup memang tak semudah waktu kita muda dulu
 Panas dingin tak bisa diterka
 Strategi hidup bertahan dari seleksi sang alam…”

ternyata ada benarnya, bahkan untuk saat ini aku merasa bahwa lirik lagu tersebut sungguh tepat. Yup… masa muda memang indah. Dengan segala dinamikanya, keunikannya, semangat yang tak kenal lelah, emosi yang membara, jiwa bebas yang terus  mencari kejayaan, kesenangan yang meledak-ledak, gejolak rasa yang tak tertahankan saat mengukir mimpi dan angan, nafas tersengal karena letupan kreatifitas tanpa batas, senang tak terbayang meski lelah berkeringat, dan banyak penggambaran warna-warni masa muda lainnya. Tapi hidup terus berjalan, bukan hanya di tempat dan bukan sekadar santai, ia berlari, berpacu dengan waktu tepatnya, dan euphoria masa muda tak dapat selalu direguk manisnya. Semua ada masanya, Bung! Semua ada waktu dan tempatnya. Siapa lakonnya, scène yang mana, apa perannya, semua sudah terbagi jelas di dalam scenario besar kehidupan. Dan Sang Produser Mahaagung terus mengarahkan kita untuk berperan sebaik-baiknya. Percayalah…
           
“Semakin tua, manusia akan semakin sibuk.” Begitulah sepenggal kalimat yang pernah terlontar dari bibir manis MRku tersayang. Ya, semakin tua manusia maka semakin banyak amanah yang akan diterimanya. Namun jangan pernah berpikir bahwa Allah semena-mena member amanah-amanah itu pada kita. Jangan pernah! Ingat, jangan pernah! Ingatkah kita masa-masa di TK dulu? Saat belajar huruf untuk pertama kalinya, saat belajar angka untuk pertama kalinya, saat belajar membaca untuk pertama kalinya, saat belajar berhitung untuk pertama kalinya,tanpa kita sadari saat itulah kita mulai membangun sebuah pondasi hidup kita. Yakinlah sobat, saat kita kecil, saat kita bahkan belum terpikir apapun kecuali makan, minum, bobo, buang air, saat itulah kita sudah diajarkan untuk menjadi seorang arsitek kehidupan, setidaknya bagi hidup kita sendiri.

Lalu mengapa kita mesti mengeluhkan semua amanah yang ada sekarang? Kenapa tak dihadapi dan diselesaikan saja? Memangnya mau jika terus menerus diberi amanah mudah yang seharusnya diberikan kepada adik-adik kita di TK dan SD? Apakah tidak iri melihat orang lain yang dengan gigihnya menyelesaikan semua amanah yang tengah diembannya—menyelesaikan bangunan rumah kehidupan. Sedangkan kita, jangankan selesai sampai memasang genting dan mengecat temboknya, pondasi saja mungkin belum mampu diselesaikan bahkan cor-annya pun belum kering dan mantap karena kita hanya terus menerus mengganti-ganti batu dan semen serta pasirnya.

Hei… hidup terus berjalan, waktu tak mungkin menunggu kita, berhenti, apalagi diputar ulang. Memangnya film Doraemon? Ayo dong, bangun, ini kehidupan nyata di mana kita berperan sebagai seorang manusia yang dengan kesempurnaannya yang terbatas berjibaku dalam hidupnya. Seorang petarung sejati, itulah hakikat seorang manusia. Kokoh dan bijak karena kita terbuat dari tanah, bukan seberkas cahaya yang statis, atau api yang menyala-nyala angkuh. Dengan segala keterbatasan kita, Allah ingin memberikan berbagai kelebihan.

Amanah memang semakin banyak dan tingkat kesulitannya semakin tinggi. Memangnya kita mau kalah dari games di playstation? Games di PS aja ada hierarki kesulitannya. Memangnya otak kita berkapasitas setara dengan sistem DOS di computer yang sudah bapuk? Otak kita adalah computer tercanggih se jagad raya, dari tahun ke tahun. Tidak sehebat centrino duo memang karena lebih hebat dari itu. dan untuk mengupgradenya pun tak harus dibongkar pasang. Sungguh teknologi paling canggih dan mutakhir selama berabad-abad. Ingin disia-siakan?

Lalu apakah masih ciut dengan segala amanah itu? hei… ke mana keberanianmu? “Hai masalah, aku punya Allah yang jauh lebih besar darimu!” coba katakan itu pada masalah-masalahmu saat kau menjalankan amanah-amanahmu. Duhai makhluk yang paling berbahagia, lihat sisi lain dari sisi yang kau anggap paling menyebalkan, ada keindahan di sana.

Hidup memang tak seindah waktu kita muda dulu
  Umur terindah pasti ‘kan berlalu
  Strategi hidup bertahan dari seleksi sang alam

Yap, keindahan masa muda memang akan (atau sudah) berlalu, tapi ada gantinya, keindahan di masa dewasa/tua. Umur terindah pasti akan berlalu, tapi umur itu akan tergantikan dengan keindahan umur selanjutnya. Keindahan menjadi MABA akan tergantikan dengan keindahan menjadi pengurus organisasi. Keindahan menjadi pengurus organisasi akan tergantikan dengan keindahan menjadi wisudawan. Keindahan menjadi wisudawan akan tergantikan dengan keindahan menjadi seorang dewasa dalam masyarakat sesungguhnya dan dengan keluarga barunya. Keindahan itu pula akan tergantikan dengan indahnya bertemu dengan Rabb kita kelak pada waktunya. Yakinlah segala kenangan indah itu, masa-masa indah itu tak akan hilang, ia tak mungkin terganti dengan cara apapun, ia hanya berpindah situasi. Ia akan terus abadi di dalam hati.

Belum waktunya kita berhenti
  Jangan cepat puas kawan

  Bekerja dan terus bekerja
  Hingga saat kita tak berguna lagi

Ya, jangan cepat puas hanya karena lompatan kita berhasil mendarat di jalan yang mulus karena masih banyak pijakan lain yang belum kita lalui. Terus saja menjalankan amanah, gapai manah-amanah itu, jangan cuma puas dengan sebuah amanah, usahakan agar kita dipercaya memegang manah itu, bukan sebaliknya! Berbahagialah sebagai seseorang yang dipercaya untuk memegang amanah, bukan berbahagia karena bebas tanpa amanah (alangkah malangnya!). kita harus terus berkarya, menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kita sendiri dan orang lain, sampai saat kita tak berguna lagi, ya, saat itu adalah saat raga melepas nyawa.

10-11jan09
22.30-00.00

Rabu, 20 Juli 2011

hi mommy....! (versi google translate)

Halo mama, aku bayimu. Kamu belum tau aku, karena umurku masih beberapa minggu. Kamu akan segera mengetahui aku tidak lama lagi, aku berjanji. Biarkan aku memberitahumu beberapa hal tentang diriku. Namaku Maria, dan aku memiliki mata dan rambut hitam yang indah. Yah, mungkin saat ini aku belum memilikinya, tapi aku akan memilikinya ketika aku lahir. Aku akan menjadi anakmu satu-satunya, dan kau memanggilku “the one and only”. Aku akan tumbuh tanpa banyak waktu dengan papa, tapi kita akan memiliki satu sama lain. Kita akan saling membantu dan menyayangi. Ketika besar nanti, aku ingin menjadi seorang dokter.

Kau menyadari kehadiranku hari ini mama, kau begitu bahagia dan tidak dapat menunggu untuk memberitakan kabar ini pada semua orang. Yang dapat kau lakukan sepanjang hari adalah tersenyum, dan hidup terasa begitu sempurna. Kau memiliki senyum yang indah, mama. Senyummu adalah wajah pertama yang akan aku lihat dalam hidupku, dan akan menjadi hal yang paling indah yang pernah aku lihat dalam hidupku . Aku sudah tau itu.

Hari ini adalah hari saat kau memberitahu papa. Kau begitu bersemangat untuk memberitahu papa tentang aku. Tapi papa tidak senang, mama. Papa sepertinya marah. Aku tidak yakin kau menyadarinya, tapi papa marah. Papa mulai berbicara tentang sesuatu mengenai uang, tagihan dan hal lain yang belum bisa aku pahami. Kemudian papa melakukan hal yang menakutkan, mama. Papa memukulmu. Aku dapat merasakan bahwa kau terjatuh, dan tanganmu berusaha melindungiku. Aku baik-baik saja, tapi aku sangat sedih. Lantas kau menangis, mama. Itu adalah suara yang tidak aku suka. Suara itu membuatku tidak merasa nyaman. Hal itu membuatku ikut menangis. Setelah itu, papa meminta maaf dan memelukmu kembali. Kau memaafkannya, mama, tapi aku tidak yakin dapat melakukannya. Itu tidak benar. Kau bilang papa mencintaimu, namun mengapa dia menyakitimu? Aku tidak suka itu, mama.

Akhirnya, kau dapat melihatku! Perutmu sedikit membesar, dan kau begitu bangga. Kau pergi dengan mamamu untuk membeli baju baru, dan kau amat sangat bahagia. Kau juga bernyanyi untukku. Kau memiliki suara yang paling indah di dunia. Saat kau menyanyi adalah saat paling membahagiakan untukku. Dan kau berbicara padaku, akupun merasa aman. Sangat aman. Kau hanya perlu menunggu, mama. Ketika aku lahir, aku akan menjadi sempurna hanya untukmu. Aku akan membuatmu bangga, dan akan menyayangimu dengan segenap hatiku.

Sekarang, aku dapat menggerakkan tangan dan kakiku, mama. Aku melakukannya karena kau meletakkan tanganmu ke perut untuk merasakan aku, dan aku tertawa, kau juga tertawa. Aku menyayangimu,mama.

Papa datang mengunjungimu hari ini, mama. Aku sangat takut. Dia berlagak konyol dan berkata melantur. Papa bilang bahwa dia tidak menginginkanmu. Aku tidak tau kenapa, namun itu yang dikatakan papa. Kemudian dia memukulmu lagi, aku sangat marah. Ketika aku besar, aku berjanji tidak akan membiarkanmu terluka! Aku berjanji untuk melindungimu. Papa jahat. Aku tidak peduli bahwa kau berpikir kalau dia adalah orang yang baik, menurutku dia jahat. Dia memukulmu, dan dia bilang, dia tidak menginginkan kita. Dia tidak suka aku. Mengapa dia tidak suka aku, mama?

Kau tidak berbicara denganku malam ini, mama. Apakah semuanya baik-baik saja?

Sudah tiga hari sejak kau bertemu papa. Kau belum berbicara denganku atau menyentuhku atau melakukan apapun setelah kejadian itu. Kau masih menyayangiku kan ma? Aku masih menyayangimu. Aku rasa kau sangat sedih. Satu-satunya waktu dimana aku merasakanmu adalah ketika kau tidur. Kau emmelukku dengan tanganmu, dan aku merasa aman dan hangat. Tapi mengapa kau tidak melakukannya lagi ketika terbangun dari tidur?

Aku berumur 21 minggu hari ini, mama. Tidakkah kau bangga padaku? Kita akan pergi ke suatu tempat hari ini, dan tempat ini adalah tempat yang baru, aku sangat bersemangat. Tempat ini seperti rumah sakit. Aku ingin menjadi dokter ketika aku besar nanti, mama. Aku harap kau bersemangat seperti hanya aku, aku tak dapat menunggu lagi.

Mama, aku merasa takut. Jantungmu masih berdetak, tapi aku tidak tau apa yang kau pikirkan. Dokter berbicara padamu. Aku merasa bahwa sesuatu akan segera terjadi. Aku amat sangat takut, mama. Tolong berkatalah padaku bahwa kau menyayangiku. Lalu aku akan merasa aman lagi. Aku menyayangimu!

Mama, apa yang kau lakukan padaku? Itu sakit! Tolong hentikan mereka, mama! rasanya tidak enak! Mama, tolong… tolong aku, suruh mereka berhenti!

Jangan khawatir mama, aku aman. Aku di surge bersama para malaikat sekarang. Mereka memberitahuku apa yang kau lakukan, dan mereka bilang itu adalah ABORSI.

Kenapa mama? kenapa kau melakukan itu? Tidakkah kau menyayangiku lagi? Kenapa kau melenyapkanku? Aku meminta maaf dengan sangat jika aku melakukan kesalahan, mama. Aku menyayangimu! Aku menyayangimu dengan segenap hatiku. Mengapa kau tidak menyayangiku? Aku ingin hidup, mama! Tolong! Sangat menyakitkan ketika mengetahui bahwa kau tidak peduli denganku, dan tidak berbicara denganku. Tidakkah aku cukup menyayangimu? Tolong katakana kau akan tetap menjagaku, mama. Aku ingin hidup dan tersenyum, dan melihat awan dan melihat wajahmu, serta tumbuh menjadi dokter. Aku tidak ingin berada disini, aku ingin kau menyayangiku lagi! Aku minta maaf kalau aku melakukan kesalahan, Aku sayang mama.

Aku sayang mama.

Setiap aborsi adalah….
Satu jantung yang berhenti berdetak..
Dua mata yang tidak akan pernah melihat..
Dua tangan yang tidak akan pernah menyentuh..
Dua kaki yang tidak akan pernah berlari..
Satu mulut yang tidak akan pernah berbicara..

hi mommy....!


Hi, Mommy. I’m your baby. You don’t know me yet, I’m only a few 
weeks old. You’re going to find out about me soon, though, I promise.
Let me tell you some things about me.

My name is John, and I’ve got 
beautiful brown eyes and black hair. Well, I don’t have it yet, but I
will when I’m born. I’m going to be your only child, and you’ll call me
 your one and only. I’m going to grow up without a daddy mostly, but we
have each other. We’ll help each other, and love each other. I want to
be a doctor when I grow up.



You found out about me today, Mommy! You were so excited, you couldn’t
 wait to tell everyone. All you could do all day was smile, and life was
 perfect. You have a beautiful smile, Mommy. It will be the first face I
will see in my life, and it will be the best thing I see in my life. I
 know it already.





Today was the day you told Daddy. You were so excited to tell him about
 me! …He wasn’t happy, Mommy. He kind of got angry. I don’t think that 
you noticed, but he did. He started to talk about something called
wedlock, and money, and bills, and stuff I don’t think I understand
 yet. You were still happy, though, so it was okay.

Then he did
 something scary, Mommy. He hit you. I could feel you fall backward, and
 your hands flying up to protect me. I was okay… but I was very sad
 for you. You were crying then, Mommy. That’s a sound I don’t like. It
 doesn’t make me feel good. It made me cry, too. He said sorry after,
 and he hugged you again. You forgave him, Mommy, but I’m not sure if I
do. It wasn’t right.

You say he loves you… why would he hurt you? I 
don’t like it, Mommy.



 Finally, you can see me! Your stomach is a little bit bigger, and
 you’re so proud of me! You went out with your mommy to buy new clothes,
 and you were so so so happy. You sing to me, too. You have the most 
beautiful voice in the whole wide world. When you sing is when I’m 
happiest. And you talk to me, and I feel safe. So safe. You just wait
 and see, Mommy.

When I am born I will be perfect just for you. I will
 make you proud, and I will love you with all of my heart.



 I can move my hands and feet now, Mommy. I do it because you put your
 hands on your belly to feel me, and I giggle. You giggle, too.

I love
 you, Mommy.



 Daddy came to see you today, Mommy. I got really scared. He was acting 
funny and he wasn’t talking right. He said he didn’t want you. I don’t
 know why, but that’s what he said. And he hit you again. I got angry, 
Mommy. When I grow up I promise I won’t let you get hurt! I promise to
protect you. Daddy is bad. I don’t care if you think that he is a good 
person, I think he’s bad. But he hit you, and he said he didn’t want 
us.

He doesn’t like me. Why doesn’t he like me, Mommy?



 You didn’t talk to me tonight, Mommy. Is everything okay? 



It’s been three days since you saw Daddy. You haven’t talked to me or 
touched me or anything since that. Don’t you still love me, Mommy? I 
still love you. I think you feel sad. The only time I feel you is when
you sleep. You sleep funny, kind of curled up on your side. And you hug
 me with your arms, and I feel safe and warm again.

Why don’t you do
 that when you’re awake, any more?



 I’m 21 weeks old today, Mommy. Aren’t you proud of me? We’re going
 somewhere today, and it’s somewhere new. I’m excited. It looks like a 
hospital, too. I want to be a doctor when I grow up, Mommy. Did I tell
you that? I hope you’re as excited as I am. I can’t wait.



…Mommy, I’m getting scared. Your heart is still beating, but I don’t
 know what you are thinking. The doctor is talking to you. I think 
something’s going to happen soon.

I’m really, really, really scared, 
Mommy. Please tell me you love me. Then I will feel safe again. I love
 you!



 Mommy, what are they doing to me!? It hurts! Please make them stop! It 
feels bad! Please, Mommy, please please help me! Make them stop!



 Don’t worry Mommy, I’m safe. I’m in heaven with the angels now. They 
told me what you did, and they said it’s called an abortion.

Why, Mommy? Why did you do it? Don’t you love me any more? Why did you
get rid of me? I’m really, really, really sorry if I did something
wrong, Mommy. I love you, Mommy! I love you with all of my heart. Why
don’t you love me? What did I do to deserve what they did to me? I want
 to live, Mommy! Please! It really, really hurts to see you not care 
about me, and not talk to me.

Didn’t I love you enough? Please say
 you’ll keep me, Mommy! I want to live smile and watch the clouds and 
see your face and grow up and be a doctor. I don’t want to be here, I
 want you to love me again! I’m really really really sorry if I did
 something wrong. I love you!





 I love you, Mommy. 



Every abortion is just…



One more heart that was stopped.

 Two more eyes that will never see. 

Two more hands that will never touch.

 Two more legs that will never run. 

One more mouth that will never speak.