Kamis, 05 Desember 2013

Emang Kenapa dengan Nikah Dini?

iseng2 sih sebenarnya, pengen banget nulis tentang nikah dini. kebetulan lagi bahas tentang nikah dini kemarin dengan beberapa orang teman di grup, jadilah akhirnya ada tulisan ini...

Pandangan Orang Tentang Nikah Dini

Ketika akhirnya orang tua saya, saat itu mama, mengatakan pada keluarga bahwa saya akan menikah dan tetap berkuliah ada begitu banyak ekspresi yang dikeluarkan oleh anggota keluarga besar. Sesuai dugaan saya saat itu, pasti akan banyak sekali dugaan ketika mama mengungkapkan niat saya untuk menikah saat kuliah. Sejujurnya saat itu saya tidak terlalu memusingkan dugaan orang-orang terhadap keputusan saya. Tapi ternyata setelah kejadian, orang-orang mengungkapkan pikirannya masing-masing, mau gam au itu jadi salah satu pikiran saya.

MBA (Married by Accident)
Hehehehe… ga bisa saya tolak kan kalau ternyata ada dugaan bahwa saya nekad minta nikah saat masih kuliah ya karena dikira sudah hamil duluan. Awalnya saya hanya tertawa saja ketika mama mengungkapkan salah satu dugaan keluarga besar. Tapi kok ya jadi kepikiran juga ya. Kepikirannya bukan karena apa pendapat orang terhadap niat saya, tapi justru kepikirannya sama mama. Saya takut kalau mama justru mengiyakan pemikiran itu dalam hatinya. Ikut menduga bahwa anak gadisnya yang masih imut-imut itu ternyata sudah hamil duluan dan itulah alasannya kenapa saya minta nikah ‘buru-buru’. Oh no!
Memang sih saya akui bahwa saya hidup di zaman yang makin ga jelas. Zaman di mana anak SMA bahkan sudah punya anak usia TK (bingung ya? Hehehe). Zaman di mana hubungan di luar nikah sudah menjadi rahasia umum, sama-sama tahu, tapi pada pura-pura gak tau. Maka akan menjadi sebuah kewajaran ketika akhirnya niat menikah saya yang suci (tsah) akhirnya malah ikut terwarnai fenomena ini. Menikah karena kecelakaan, hamil duluan, subhanallah… big no no dalam kamus hidup saya! Saya memang senang bergaul, tapi tetap lah saya punya rambu-rambu dalam hidup saya. I’m single and expensive, cyin! :))
Untuk mengusir pikiran MBA, saya mencoba meyakinkan mama dengan membiarkan mama memasuki hidup saya. Mengetahui kegiatan saya di kampus, mengetahui siapa teman-teman saya di kampus dan di luar kampus, memberikan kontak teman-teman dekat saya yang mungkin ingin beliau hubungi, dan tentu saja memberikan kontak calon suami saya beserta beberapa temannya. Apa gunanya? Saya ingin mama merasa bahwa saya terbuka akan segala sesuatu tentang hidup saya. Bahwa saya nyaman berbagi apapun dengan beliau. Dengan begitu saya berharap mama bisa memercayai saya seperti saya bisa memercayai mama untuk setiap hal dalam hidup saya. ;)

Kena Aliran Sesat
“Jangan-jangan Windy kena aliran sesat, Ceu!” seorang om saya mengutarakan kekhawatirannya saat rapat keluarga besar mengenai keputusan menikah saya saat itu. Memang, saat itu sedang marak modus menikah dengan tujuan merekrut seseorang untuk masuk ke sebuah aliran tertentu yang menyimpang. Berangkat dari maraknya hal tersebut, om saya juga berpikiran seperti itu, bahkan nenek saya juga sampai berpikiran seperti itu. Efeknya pada saya adalah, setiap ada kesempatan berbicara berdua, mama selalu menanyakan apakah saya diajak menikah karena orang tersebut memang ingin mengajak saya ke dalam alirannya. Atau tetiba ketika sedang menemani mama memasak di dapur, mama menceritakan tetangga nenek yang ternyata kena aliran sesat yang dimaksud. Saya tahu ke mana arah pembicaraan itu. Untuk menenangkan beliau, saya menegaskan bahwa saya tetap seorang muslim, sejak lahir, saat ini, sampai akhir hayat saya.

Untuk menenangkan hati dan pikirannya, akhirnya mama berdiskusi dengan salah seorang ustadz yang memang dipercaya di daerah rumah kami. Mama membawa segala berkas dan biodata taaruf kami, menceritakan dari A sampai Z proses kami dan semua uneg-uneg yang dipendamnya. Alhamdulillah, ustadz tersebut mendukung kami. Beliau mengatakan bahwa cara ini sesuai dengan tuntunan Islam. Tanpa berpacaran, tanpa berduaan. Mengenai mengapa hal ini masih jarang diketahui oleh masyarakat, itu karena memang masyarakat belum tahu cara yang dianjurkan oleh agama seperti apa. Alhamdulillah, jalan semakin terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar