Sabtu, 14 Desember 2013

perjalanan mencari guru

Pada suatu masa ada seorang raja yang sedang gundah hatinya. apa gerangan yang menjadi sebab gundahnya hati sang raja? Ternyata sebentar lagi raja harus memilih salah satu dari dua orang putra kembarnya untuk menjadi penggantinya. Raja ingin bersikap adil dalam pemilihan tersebut, namun sampai saat ini Ia belum juga menemukan cara yang tepat untuk memilih siapa di antara kedua putranya yang memang tepat menjadi penggantinya. Keduanya sama cerdasnya. Kedua putranya juga sama baik dan penurutnya.

Sang raja memikirkan cara memilih dengan adil selama berhari-hari, hingga akhirnya Ia menemukan cara yang menurutnya cukup cerdas dan adil. Akhirnya dipanggilah kedua putranya.

"Wahai Ayah, ada apa gerangan Ayah memanggil kami berdua?" Tan, salah satu putranya memberi hormat dan menanyakan maksud ayahnya memanggil mereka.

"Wahai putra-putraku, aku ingin memberikan tugas kepada masing-masing dari kalian." Jawab sang raja.

"Tugas apa wahai, Ayah?" San, salah seorang yang lain bertanya.

"Aku ingin kalian mencari seorang guru yang sangat terkenal di sebuah negeri bernama Lamana. Ia adalah seorang yang sangat bijak lagi luas ilmunya. Aku ingin kalian mencarinya lalu belajar kepadanya. Tapi ingat, jika salah satu dari kalian berhasil menemuinya lebih dulu, maka yang lain tidak boleh ikut berguru."

Tan dan San saling berpandangan. Keduanya merasa heran, namun mereka tetap menuruti perintah dari ayah mereka.

"Bagaimana, kalian sanggup menjalankan perintah ini?"

"Iya Ayah." sahut Tan dan San bersamaan.

"Baiklah, kalau begitu persiapkan diri kalian malam ini. Karena esok pagi kalian sudah harus berangkat!" titah raja.

"Besok? Baiklah Ayah, kami mohon diri untuk mempersiapkan semuanya."

Lalu Tan dan San berpamitan kepada ayah mereka karena harus mempersiapkan perbekalan yang akan dibawa untuk perjalanan mereka esok hari.

Di kamarnya, Tan memilih memasukkan banyak roti untuk ia bawa sebagai bekal makanannya. Kemudian ia memasukkan perbekalan lainnya seperti biskuit dan beberapa minuman siap minum.

Sedangkan San memilih untuk membawa beras sebagai perbekalannya. Ia juga membawa beberapa peralatan memasak yang ia perlukan. Perbekalannya sungguh banyak. Jauh berbeda dengan saudaranya, Tan.

Setelah mempersiapkan segalanya, Tan dan San tidur agar kondisi tubuh mereka fit untuk perjalanan esok hari ke negeri Lamana.

***

Paginya matahari bersinar cerah, sebuah awal yang bagus untuk perjalanan mereka. Tan dan San sudah mempersiapkan kuda mereka namun sayang, raja tidak memperbolehkan Tan dan San menaiki kuda atau kendaraan apapun. Mereka diharuskan berjalan kaki atau kalau memang ingin mendapatkan tumpangan, mereka harus mengusahakannya selama di perjalanan.

sebelum berangkat, Tan dan San berpamitan kepada ayah mereka. Tan melihat perbekalan yang dibawa oleh San, kemudian bertanya heran,

"San, mengapa bawaanmu bisa sebanyak itu? Ada panci, kompor lipat, dan beberapa peralatan lainnya? Apakah kau tidak keberatan?"

"Iya, Tan, memang aku akui bahwa perbekalanku sangat berat. namun au tidak tahu apa yang akan aku temui selama perjalanan, jadi aku membawa barang-barang yang mungkin aku perlukan."

"Ah, kau terlalu ambil pusing dengan perjalanan in, San. Bukankah letak negeri Lamana tidak sejauh negeri Yuma yang sering kau kunjungi?"

"Kau benar, Tan. Tapi bukankah kita harus mencari seseorang? Dan itu berarti kita akan lebih banyak menghabiskan waktu selain perjalanan menuju ke sana."

Tan hanya tersenyum, ia berpikir betapa repotnya menjadi San.

Setelah berpamitan, merekapun berangkat, Tan memilih jalur utara untuk menuju negeri Lamana, sedangkan San memilih jalur selatan. Tan memilih jalur utara agar lebih cepat sampai karena jalur utara terkenal dengan jalur yang tidak berliku-liku meskipun cukup gersang. Sedangkan jalur selatan yang dipilih oleh San adalah jalur berliku yang naik turun gunung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar