Selasa, 25 Maret 2014

Memilih Sekolah: Sekolah Ramah Anak ;)

benar-benar nggak menyangka kalau memilih sekolah di zaman seperti ini tuh susahnya bukan main...
denger dari berita yang katanya ada tindakan bullying antar murid, pelecehan, sampai kekerasan yang memang terstruktur itu semua bikin kepala nyut nyut...

bayangin ya, kita sebagai orang tua kan maunya sekolah itu jadi mitra kita dalam mendampingi tumbuh kembang dan pendidikan anak, lha ini malah jadi ajang gengsi, ajang 'pelatihan fisik', ajang pamer kemampuan akademis anak (bahkan antar sekolah pun menjadikan muridnya sebagai bahan pamer prestasi yaiks).

belum lagi segambreng atribut yang menyertai sekolah-sekolah itu: IB school, kurikulum cambridge, montessori, metode berbasis karakter, metode sentra, metode holistik, de el el - de el el... fiuh...

yang pasti, ketika kita memilih sekolah untuk anak kita, ada beberapa hal yang menurut saya patut untuk kita pertimbangkan:
1. jarak, pertimbangkan jarak tempuh pergi-pulang antara rumah dan sekolah (kadang jarak yang agak jauh memang bisa ditempuh jika misalnya rumah dan sekolah yang dituju sama-sama dekat tol).
2. lingkungan sekolah. sekolah yang bagus adalah sekolah yang menyediakan halaman yang lapang bagi murid-muridnya untuk bermain maupun bereksplorasi. tak perlu banyak mainan mewah, dengan fasilitas bermain yang sederhana, namun lingkungan yang nyaman, aman, dan lapang maka anak bisa belajar banyak hal.
3. sekolah yang ramah anak. seperti apa sekolah yang ramah anak? yuk, lanjut...





Sekolah Ramah Anak

kalau mengutip judul buku Munif Chatib, "Sekolahnya Manusia", ya memang sekolah yang ramah anak itu adalah sekolah yang memang diperuntukkan untuk manusia. bukan hewan yang hanya disuruh atau dilarang tanpa diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat atau mengembangkan pola pikirnya.

dengan metode pengajaran sekolah saat ini yang mendrill anak, melarang, menyuruh, bayangkan ada berapa banyak sel otak anak yang akhirnya menciut, kerdil, bahkan mati karena tidak terpakai untuk berpikir melainkan hanya mengerjakan a, b, c, d yang guru suruh, larang, minta. belum lagi kalau ada guru yg galak :(

potensi setiap anak itu berbeda, maka perlakuannya pun harus berbeda juga. gak bisa semua murid hanya duduk diam di kelas, mendengar guru berbicara di depan kelas. sementara jika ada murid yang terlihat tidak fokus pada penjelasan guru, tidak bisa mengikuti pelajaran, tidak bisa duduk manis, maka serentetan predikat tidak muridiawi akan melekat pada mereka.

"murid nakal", "murid bodoh", "murid pemalas", dsb yang sangat menyakitkan.
tidakkah kita berpikir bahwa Tuhan telah menciptakan manusia sedemikian unik dan berbeda satu sama lainnya?
maka wajarlah jika ketika ada sekolah yang memang melakukan kegiatan belajar disesuaikan dengan fitrah setiap murid, maka sekolah tersebut bisa saya katakan sekolah ramah anak.

oke, kita buat poin per poin sekolah ramah anak itu yang seperti apa.

1. menghargai setiap dimensi kecerdasan masing-masing anak
anak tidak dituntut dalam akademisnya (IQ), seperti halnya sekolah pada umumnya. tapi semua dimensi kecerdasan anak yang lainnya (ES dan SQ) juga dibangun di sana.
sisi kognitif, afeksi, dan psikomotorik terus dipantau dari hari ke hari dan biasanya laporan perkembangannya akan disertakan di dalam rapor anak.
kesemuanya itu tentu berbeda antar anak, dan ini memerlukan perhatian guru pada masing2 murid.


2. guru menjadi partner orang tua dan anak dalam mendampingi tumbuh kembang anak,
karena setiap potensi anak akan dikembangkan di sekolah ramah anak, maka tugas guru adalah menjadi pendamping dan fasilitator anak dalam belajar.
biasanya di sekolah ramah anak, guru tidak akan menyuruh, melarang, dan marah. eits tapi ada maksudnya.
tidak melarang anak untuk mengembangkan rasa ingin tahunya, meski tetap guru akan mengingatkan sang anak jika hal tersebut tidak aman atau tidak diperuntukkan untuk anak seusianya.
guru tidak menyuruh anak mengerjakan sesuatu, tapi mendorong anak untuk melakukan hal yang bermanfaat untuknya.
dan guru tidak akan pernah memarahi anak karena guru tahu bahwa memarahi anak hanya akan mematikan milyaran sel otaknya saat itu juga. guru akan memberikan pemahaman pada anak mengapa ini bisa dan tidak bisa dilakukan.

3. bersifat inklusi (menerima murid special needs),
tujuannya agar anak special needs mendapatkan pembelajaran bahwa sesungguhnya kehidupan nyata adalah seperti di sekolahnya, banyak anak-anak yang tidak seperti dirinya. dan bagi anak yang bukan special needs, mereka jadi belajar menerima dan menyayangi teman special needs mereka, dan itu yang akan mereka lakukan pada special needs lain di luar sana.

4. menerima dan mendukung serta mengembangkan potensi setiap anak sesuai fitrahnya.
kecerdasan majemuk tidak luput dari perhatian sekolah ramah anak. kecerdasan majemuk anak dikembangkan di sini, yang kurang akan diimprove, sedangkan yang sudah bagus akan dipertahankan.
maka tidak akan ada yang namanya ranking di sekolah ramah anak, karena setiap individu itu berbeda :)

5. mengembangkan keterampilan kecakapan hidup (life skill),
biasanya sekolah tidak memerhatikan keterampilan kecakapan hidup, padahal saya yakin, ini adalah alah satu hal yang sangat diperlukan oleh anak di dalam hidupnya, apalagi ketika mereka sudah besar dan tinggal terpisah dri orang tua (misal kost di luar kota atau luar negeri).
dengan mengembangkan keterampilan kecakapan hidup, anak akan terbiasa mandiri mengerjakan apa-apa yang menjadi kebutuhannya, bahkan bisa membantu temannya dan orang lain.

6. mendidik karakter anak,
pendidikan karakter adalah salah satu syarat sekolah ramah anak. mengapa? meminjam judul buku ida s. widayati, "mendidik karakter dengan karakter', memang jika ingin mendidik karakter anak ya harus dengan menunjukkan karakter yang sesuai.
ingin anak memiliki karakter sopan? ajarkan bagaimana berlaku sopan melalui sikap kita. dan itu berarti setiap pendidik di sekolah ramah anak harus memiliki karakter yg baik agar bisa menjadi contoh baik bagi para murid.

 7. menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
dengan suasana belajar yg menyenangkan, pasti informasi yg didapatkan anak akan lebih banyak dan mudah diingat.


8. menumbuhkan murid yang active learner and long life learner
bukan membuat anak kapok eksplore karena guru yg ini itu, sekolah ramah anak justru membuat anak2 menjadi pembelajar yg aktif dan pembelajar seumur hidup.


apalagi ya? duh, saya kira masih banyak syarat sekoah ramah anak, tapi tampaknya untuk saat ini saya baru bisa menyebutkan  poin2 di atas. jika ada masukkan, sangat diterima dengan senang hati...

mau tau beberapa sekolah ramah anak? bisa baca di link ini: beberapa sekolah ramah anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar