Minggu, 02 Maret 2014

ke Dokter Kulit yang Berujung ke Psikiater, oh no... #CatatanKehamilan #YangMenakjubkan bag. 1

sudah sejak hamil Oz (my third boy), saya mengalami gatal2 gak jelas di beberapa bagian tubuh (telapak tangan kanan, lutut, betis, dan beberapa bagian lain yang saya tidak ingat).
saya mengeluhkannya pada suami, dan suami saya hanya bilang, "ya udah, ga papa, nanti juga hilang sendiri."
oh, suamiku, betapa optimisnya dirimu.. jadi makin cinta XD

tapi akhirnya ketika kontrol ke spog, saya nekad aja nanya. saya kasih tau kalau ada beberapa bagian di badan saya yang muncul gatal2. memang ga besar, tapi lumayan mengganggu.
dan kata dokternya, "oh, nanti juga hilang sendiri kok, bu. banyak pasien saya yang mengalami gatal-gatal atau alergi pada saat kehamilannya, tapi begitu anaknya lahir semuanya kembali normal."
oke, sama seperti apa yang suami saya katakan, kedua manusia ini sangat optimis dan husnudzon pad aAllah..
terimakasih Allah, Engkau telah memberikan orang2 optimis di sekitar saya.. hehehehe

oke, gatal2 di beberapa bagian lain sudah hilang, begitu juga dengan yang di telapak tangan kanan.
tapi selang beberpa bulan kemudian (masih dalam masa kehamilan), gatal itu muncul lagi. tapi kali ini hanya di telapak tangan kanan.
apa yang terjadi?
apakah ini karena serangan negara api? aih...

berbekal dari optimisme spog kmarin, akhirnya saya biarkan saja si gatal. saya tetap beraktifitas seperti biasanya.
eh, luar biasa ding, karena saat itu saya memang sedang tidak ada asisten. jadilah semua kerjaan rumah saya babat sendiri sambil kadang menangis bombay karena perut yang kram terlalu sering.
lalu sedikit demi sedikit keadaan tangan yang gatal itu semakin parah.
oh, tidaaaakkkk!!!
yang tadinya hanya bruntusan kecil2 dan hanya di bagian jari manis di tangan kanan, sekarang mulai menyebar ke bagian samping jari tengah..
gatalnya semakin dahsyat, dan sekarang ditambah lagi kering. dan kulit yang kering karena gatal itu jadi luka karena saya menggunakan tangan saya untuk semua aktifitas yang saya lakukan.

akhirnya karena khawatir kena kuman, setelah saya kasih antiseptic, luka di tangan itu saya tutup dengan hansaplast (ini merk apa bukan ya?). harapan saya nggak muluk2, yang penting saya bisa keliling dunia dan luka saya sembuh (hubungannya apa??? huhuhuuhu).

alhamdulillah, berkat kegigihan saya dan juga makan bergizi dan imunisasi (sambil nyanyi aku anak sehat), luka saya berangsur-angsur membaik.
alhamdulillah. sekarang luka sudah menutup, tapi kulit tangan saya seperti kulit tangan nenek2 yang sudah keriput, kisut. tapi hanya di bagian bekas luka tadi.
oke, itu ga jadi masalah, karena saya pikir itu adalah masa recovery.

masalah luka akhirnya terabaikan dikarenakan begitu hecticnya saya mempersiapkan kelahiran anak ketiga saya.
bukan, bukan hectic milih barang, belanja ini itu.. tapi lebih kepada persiapan kedua kakak-kakaknya.
yup, mempersiapkan kedua kakaknya justru jadi hal yang lebih saya fokuskan ketimbang mempersiapkan kelahiran anak ketiga ini. oke, ini akan dibahas lain kali ya, stay tune.
sampai akhirnya melahirkan anak ketiga, si luka itu ga muncul lagi.
tapi ketika usia baby menjelang sebulan, asisten saya (yang baru kerja 3 bulan), minta resign. alasannya anaknya sakit2an.
oke, baiklah, saya sebagai seorang ibu yang baik dan benar seperti EYD, saya mah iya aja.
dan resmilah saya tidak memiliki asisten lagi.

lalu masalah kulit itu datang kembali..
dia benar2 seperti sebuah lagu, "kau datang dan pergi sesuka hatimu... oh, kejamnya dikau, kejamnya dikau padaku..."
iya, akhirnya si gatal2 datang kembali.
tahapannya adalah bruntusan kecil2 dan kayak ada airnya, lalu gatal banget, semakin digaruk semakin gatal, dan akhirnya melebar, lalu berujung pada luka2...

saya coba diamkan selama hampir satu bulan. harapan saya semoga luka itu membaik.
tapi takdir berkata lain. luka itu tak kunjung sembuh... aih.
akhirnya dengan kegalauan super, saya pergi ke dokter spesialis kulit di rumah sakit islam swasta di daerah pondok gede.

di sini saya kecewaaa berat sama dokternya. begitu saya masuk ruangan, dokter itu nanya ada masalah apa.
langsung aja saya kasih liat tangan kanan saya.
dia langsung mundurin kepalanya, trus ga pake diliat, diraba, dan diterawang, langsung menyimpulkan kalau itu karena jamur...
hm.. oke, baiklah.. saya kira dokter ini sudah sangat ahli dalam hal perjamuran, karena tanpa perlu memeriksa keadaan tangan saya lebih lanjut (ya tadinya saya ngarep banget si dokter akan melihat tangan saya dengan teleskop, lalu dirontgen, lalu diCT Scan, eh nggak ding, ga segitunya juga..heheheh) dokter sudah langsung dapat chemistry dengan si jamur.
terus dengan penuh keyakinan dokternya ngeresepin ini itu. sambil bilang, "nanti kalau tangannya basah, dilap ya. jangan kena sabun apapun. nanti saya resepin bedak untuk ditaburin kalau tangannya basah. oke ada masalah lain?"
saya udah ilfil trus bilang, "nggak dok."
trus dokternya ngomong lagi, "oke, dua minggu lagi datang ke sini lagi ya."
huhuhuu...

setelah dua minggu ternyata bener2 ga membaik, tapi jadi makin parah. sudah nyaris membaik, tapi malah bukannya clear, eh tambah parah dari sebelumnya.. semakin melebar ke mana2 gatal dan lukanya.
akhirnya googling sana sini dan tersebutlah dokter Dewi Inong yang katanya ciamik untuk urusan perkulitan.

(bersambung ke jilid dua.. hehehehe)

ini link jilid duanya: jilid 2

dokter Dewi Inong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar